Dosen Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Malang bekerjasama dengan kelompok Pemuda Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Pasuruan untuk menggencarkan promosi digital destinasi wisata yang ada di Desa Wonokitri.
Promosi Desa Wonokitri sebagai desa wisata penting dilakukan untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke berbagai destinasi wisata yang dikelola pemerintah maupun swadaya masyarakat Desa Wonokitri. Sejauh ini promosi dilakukan secara konvensional berdasarkan pengalaman wisatawan atau hanya dari mulut ke mulut saja. Hal ini disampaikan oleh Puja Wasista, salah satu tokoh masyarakat di Desa Wonokitri.
"Sebenarnya Desa Wonokitri memiliki potensi di pariwisata hanya saja cara promosi yang dilakukan masih kurang menarik perhatian wisatawan. Sejauh ini kami masih kesulitan untuk mengembangkan konten promosi di aplikasi Instagram, seperti salah satunya bagaimana cara menyusun konten yang menarik" ungkap Puja.
Program pengembangan konten media sosial merupakan bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Malang.
Salah satu bentuknya adalah pelatihan pengembangan konten publikasi di media social kepada pemuda Desa Wonokitri. Sebagai generasi muda yang melek teknologi dan penuh kreatifitas, pemuda Desa Wonokitri dinilai sebagai tonggak utama dalam pengembangan promosi digital destinasi wisata di desa tersebut. Melalui pengabdian ini, para pemuda yang sebelumnya telah mengelola akun promosi desa diberikan tips dan trik serta praktik singkat untuk menyusun konten promosi menarik.
Pengabdian dilakukan melalui dua tahapan yaitu pertama melalui focus group discussion (FGD) yang dilakukan secara virtual dan pendampingan secara langsung kepada pemuda desa.
Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada 6 September 2021 di rumah salah satu warga Desa Wonokitri. Memperhatikan aturan untuk penanggulangan COVID-19, maka kegiatan hanya melibatkan 4 orang warga Desa Wonokitri. Dalam kesempatan tersebut hadir juga Bapak Dedik sebagai perwakilan perangkat pemerintahan Desa Wonokitri dan Bapak Puja sebagai salah satu tokoh masyarakat di Desa Wonokitri. Selain itu, hadir juga mas cahyo, mas putra, dan mbak nanda sebagai perwakilan pemuda yang mengelola akun Instagram hulun hiyang dan pokdarwis raga wulan.
Selain untuk mengembangkan konten promosi digital di media sosial, pertemuan tersebut juga membahas kendala-kendala yang dihadapi oleh pemuda Desa Wonokitri serta ketersediaan alat yang mendukung promosi wisata desa. Disebutkan oleh Putra, salah satu pemuda yang mengelola media sosial Desa Wonokitri, bahwa kendala utama yang dihadapi pemuda ketika melakukan promosi wisata desa yaitu penyusunan konten yang akan diunggah pada Instagram.
"Saya masih kebingungan cara membuat storyline yang menarik wisatawan di Instagram atau cara agar foto yang saya ambil bisa muncul ketika wisatawan mencari tentang Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)," ungkap Putra.
Untuk kendala ini, tim pengabdian memberikan masukkan dengan menyematkan hashtag pada setiap foto yang diunggah pada media sosial. Penggunaan hashtag bisa mempermudah wisatawan mencari informasi tentang hal-hal yang menjadi fokus pencariannya. Selain itu, tim pengabdian juga memberikan saran agar pengelola akun promosi Desa Wonokitri dapat lebih sering mengunggah video atau foto, sehingga followers merasa terperhatikan dan bisa memperoleh informasi secara aktual.
Untuk masalah kesulitan menentukan konten yang akan diunggah, tim pengabdian menyarankan untuk sering-sering melihat referensi dari unggahan yang lain agar mendapatkan inspirasi, menyusun konsep terlebih dahulu, dan mengambil gambar dan video yang memiliki nilai edukasi dan informasi kepada pengikutnya, tetapi usahakan tidak copy paste atau hanya ikut-ikutan, promosi desa tetap harus ada ciri khasnya.