Lihat ke Halaman Asli

Selfia Darmawati

Mahasiswa dan Guru

Permainan yang Bermakna untuk Anak Usia Dini di Tengah Kebijakan Belajar dari Rumah

Diperbarui: 24 Juni 2020   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: nikita.grid.id

Senin (15/06/20), Kemendikbud mengadakan live di kanal YouTube mereka dan menjabarkan panduan penyelenggaraan pembelajaran tahun pelajaran 2020-2021. Awal tahun pelajaran 2020-2021 akan dimulai pada Juli mendatang. Tetapi, pembelajaran tatap muka hanya berlangsung di zona hijau, sedangkan bagi zona kuning-oranye-merah, kegiatan pembelajaran tetap dilakukan secara jarak jauh.

Belajar dari rumah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) dinilai sebagai langkah efektif bagi pelaksanaan pendidikan di tengah pandemic covid-19. Tetapi, meski pemerintah sudah menggembor-gemborkan new normal atau gaya hidup normal  baru---beraktivitas  seperti biasa dengan protokol kesehatan yang ketat---pelaksanaan kegiatan pendidikan tidak banyak berubah. 

Banyaknya daerah zona kuning-oranye-merah membuat aktivitas pembelajaran tetap lebih banyak dilakukan di rumah saja, termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Ada yang berbeda dari PJJ yang dilaksanakan pada jenjang PAUD. Mendikbud, Nadiem Makarim, mengimbau agar guru PAUD tidak memberi PR kepada siswa selama kegiatan PJJ berlangsung. Beliau meminta agar siswa dibebaskan saja bermain sepuasnya di rumah. Bermain adalah dunia anak.

Mengapa demikian? Usia dini adalah masa-masa keemasan. Segala perkembangan sedang tumbuh dan berkembang begitu pesat. Kita perlu memanfaatkan masa ini untuk menstimulasi perkembangannya semaksimal mungkin. Bagaimana? Melalui bermain! Selain menyenangkan, kegiatan main juga dapat menstimulasi imajinasi anak, kognitif anak, motorik anak, hingga kemampuan bersosial anak.

Ketika bermain, anak belajar membuat pilihan, memecahkan masalah, berkomunikasi, hingga bernegosiasi. Anak melatih keterampilan fisik, mengekspresikan dan melatih emosi, melatih rasa empati, hingga mengasah kreativitas melalui pengalaman dan kejadian yang ditemui ketika bermain. Sebagaimana yang dikatakan oleh Cople & Bredecamp, bermain adalah meliu yang tak tertandingi dalam mendukung perkembangan dan belajar anak.

Di tengah keharusan belajar dari rumah, guru-guru PAUD diharapkan mampu mengedukasi orang tua siswa untuk mendampingi putra-putrinya bermain sehingga kegiatan mainnya dapat menstimulasi aspek-aspek perkembangan anak. 

Rencana pembelajaran atau rencana stimulasi yang diberikan guru kepada orang tua siswa harus berisi kegiatan main yang bermakna dan menggunakan media yang mudah didapatkan di rumah. Nah, apa saja sih kegiatan mainnya? Berikut pilihan kegiatan main yang dapat dicoba untuk dilakukan di rumah!

Bermain Play Dough

Siapa tak kenal play dough? Play dough merupakan salah satu kegiatan main yang sangat disenangi anak. Permainan ini dapat melatih motorik halus anak dan mengembangkan kreativitas serta kognitif anak. 

Bagaimana tidak? Anak akan berimajinasi mengenai benda yang ingin dibuatnya dari play dough ini. Anak juga dapat mengenal warna, tekstur, ukuran, hingga pola-pola. Mata dan tangan anak juga saling berkoordinasi ketika anak ingin membuat bentuk yang diinginkannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline