Lihat ke Halaman Asli

Selfia Berlian

Selamat Datang

Betapa Pentingnya Reboisasi

Diperbarui: 3 Maret 2021   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dari zaman dulu hingga sekarang betapa banyaknya hutan-hutan yang gundul dan orang-orang yang menebang pohon sembarangan seacara liar selain itu banyak juga orang-orang yang membakar hutan sembarangan. Mereka  tidak bertanggung jawab atas yang telah dilakukannya itu bahwa itu kesalahan yang sangat besar karena yang telah diperbuatnya itu berdampak buruk bagi hutan dan kita semua. Jika terjadi kebakaran di hutan maka akan terjadi kekurangan oksigen dan kesehatan kita akan terancam karena terganggunya asap dari api tersebut ke pernafasan kita,asap tersebut masuk ke paru-paru kita sehingga akan menyebabkan sesak nafas.

 Oleh karena itu kita perlunya merawat,melindungi dan melestarikan hutan tersebut agar tetap terjaga dengan baik karena hutan merupakan Paru-Paru dunia. Cara merawat tersebut kita harus melakukan Reboisasi,karena reboisasi adalah penanaman kembali hutan yang gundul,dengan adanya reboisasi tersebut hutan akan menjadi asri sehat kembali. 

Dampak buruk dari hutan yang tidak di reboisasi akan menyebabkan tanah longsor,banjir seperti sekarang-sekarang ini sering mengalami banjir dan tanah longsor dimusim hujan saat ini. Karena hal tersebut banyak pohon-pohon yang di tebang sembarangan dan tidak di reboisasi ( Penanaman Kembali hutan yang gundul ).

Adapun manfaat dari reboisasi yaitu :
 *Mencegahnya tanah longsor.
 *Mencegahnya banjir.
 *Udara tetap bersih sejuk segar.
 *Dapat mengurangi polusi udara.
 *Tetap terjaganya Flora dan Fauna yang ada di hutan.

Presiden Indonesia telah memberitahukan bahwa pemerintah akan memberikan  anggaran dana sebesar Rp. 1,9 triliun khusus untuk reboisasi hutan tersebut di seluruh wilayah Indonesia,hal ini telah disampaikan oleh Presiden Indonesia yaitu Joko Widodo yang telah berkunjung dari daerah yang rentan terkena banjir dan tanah longsor pada awal Januari tahun 2020 lalu.

Jokowi mengatakan bahwa " Kita jangan pendekatan hanya sebatas fisik saja,tetapi pendekatan yang lain juga perlu kita lakukan contohnya seperti pendekatan vegetatif,ekologi dan ekosistem terhadap hutan pun perlu kita harus melakukannya juga". Dengan menjalankannya reboisasi terhadap hutan tersebut pemerintah memberikan  dana anggaran  sebesar Rp. 1,9 triliun melalui APBN ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ).

Pemerintah memberikan anggaran dana sebesar itu disalurkan untuk akan diadakannya bibit tanaman tanaman yang dapat mencegah terjadinya banjir dan tanah longsor bibit tanaman itu diantaranya bibit tanaman keras,bibit tanaman produktif,dan bibit tanaman penahan tanah longsor. Bibit tanaman yang keras itu yaitu pepohonan yang memiliki akar tunjang,memiliki batang yang tinggi,dan mempunyai daun yang sangat lebat. Bibit tanaman yang produktif yaitu tanaman yang  bisa dimanfaatkan oleh kita,sedangkan bibit tanaman penahan tanah longsor yaitu tanaman yang di tanamnya khusus untuk di daerah yang memiliki dataran yang lereng kemiringannya lebih dari 30 derajat contohnya seperti tanaman Vetiveria zizanioides.

Jokowi telah menjelaskan bahwa program reboisasi tersebut akan diutamakan terhadap wilayah daerah yang rentan banjir dan tanah longsor,terutama wilayah daerah yang dekat dengan sekitaran lingkungan sungai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline