Perkenalkan saya Selfi Indah Pratiwi (19), Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Sedang menempuh Semester 2. Dengan dosen pembimbing Dr.R. Khairiyatul Afiyah, M.Kep,Ns.Sp.Kep.Mat. Disini saya mendapatkan Tugas media artikel membahas tentang Whitening Injection yang marak terjadi di jaman sekarang, karena di Indonesia berlomba-lomba untuk mendapatkan Kulit Putih tapi tidak memikirkan efek pada kesehatan tubuh lainnya salah satunya ginjal. Seberapa penting nya sih kalian mengetahui tentang menjaga dan berhati hati dalam menggunakan Whitening Injection ?
Dari banyaknya negara di dunia, Indonesia termasuk negara yang berkeinginan tinggi untuk mendapatkan kulit yang putih, karena mayoritas orang Indonesia memiliki kulit berwarna sawo matang. Akan tetapi di Indonesia memiliki kulit putih akan terpandang menarik di kalangan masyarakat. Maka dari itu mereka memiliki keinginan tinggi untuk memiliki kulit putih, mereka menggunakan cara yang instan salah satunya Whitening Injection. Apa sih yang kalian ketahui tentang Whitening Injection?
Whitening Injection adalah injeksi cairan kombinasi dari vitamin C, glutathione, dan kolagen yang dianggap mengurangi jumlah melanosit (sel kulit gelap) tubuh dan membantu perbaikan kolagen di kulit. Selain dianggap mampu membantu mencerahkan kulit dalam waktu singkat, sebagian orang menilai cara ini lebih hemat dibandingkan membeli produk perawatan kulit dan perawatan klinik rutin.
Sebenarnya suntik putih berfungsi meratakan warna kulit, contohnya memudarkan bekas jerawat. Sayangnya, banyak iklan yang justru menampilkan keseluruhan warna kulit naik 3-4 tingkat lebih cerah, sampai menyediakan alat pengukur kecerahan kulit.
Whitening juga dikenal sebagai pencairan ginjal, yaitu prosedur medis yang dilakukan untuk melepaskan batu ginjal atau memecah batu ginjal menjadi fragmen yang lebih kecil. Namun, seperti semua prosedur medis, ada resiko dan komplikasi yang terkait dengan whitening Injection.
Beberapa komplikasi potensial yang dapat terjadi akibat Whitening Injection meliputi
1. Infeksi : Infeksi dapat terjadi pada situs injeksi atau di dalam saluran urine.
2. Kerusakan ginjal : Injeksi bahan kimia ke dalam ginjal dapat menyebabkan kerusakan sel-sel ginjal atau kerusakan struktur ginjal.
3. Reaksi alergi : Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap bahan kimia yang digunakan dalam prosedur ini.