Pernah mendengar nama M. Kasim, A. A. Navis, Danarto, Leila S. Chudori, Tere Liye, atau nama-nama cerpenis lainnya? Tokoh-tokoh yang tadi disebutkan hanya segelintir dari ratusan atau bahkan ribuan orang yang menulis cerpen. Mereka semua hadir dengan cerpennya yang sangat fenomenal bagi kita saat ini.
Cerpen merupakan cerita fiksi singkat dengan pokok permasalahan tunggal. Penulisan cerpen tidak boleh lebih dari 10.000 kata atau kurang dari 10 halaman kuarto. Terkesan pendek, namun inilah yang menjadi tantangan bagi penulis. Penulis harus menyajikan pesan atau nilai dengan singkat tapi berhasil menghanyutkan hati pembaca.
Untuk menulis cerpen yang menarik, tips pertama yang harus dilakukan adalah pilihlah nilai-nilai yang ingin disampaikan dalam cerpen. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah:
a. Nilai religi/ketuhanan. Yakni nilai yang berkaitan dengan hubungan manusia dan hutan. Contohnya adalah cerpen Robohnya Surau Kami yang ditulis oleh A. A. Navis.
b. Nilai moral. Yakni nilai yang mengangkat tentang sikap, perilaku, dan budi pekerti seseorang. Cerpen Malu yang ditulis Putu Wijaya menjadi salah satu contoh dari cerpen yang mengangkat nilai moral.
c. Nilai sosial. Yakni nilai yang menyampaikan tentang hubngan antar sesama. Contohnya adalah cerpen Citangis Ratri yang ditulis oleh Toni Lesmana.
d. Nilai budaya. Yakni nilai yang berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan yang dilakukan seseorang setiap harinya.
e. Nilai pendidikan. Yakni nilai yang berkaitan dengan dunia sekolah ataupun pembelajaran. Contohnya adalah kumpulan cerpen Sepasang Sepatu Tua karya Sapardi Djoko Damono.
Tips selanjutnya dalam menulis cerpen adalah tentukanlah isi cerpen dengan memahami unsur intrinsiknya. Unsur intrinsik cerpen adalah sebagai berikut.
a. Tema. Keseluruhan isi cerpen dilatarbelakangi oleh gagasan utama/tema dari cerpen.