Kemajuan teknologi menjadi keuntungan besar dalam menyampaikan berita. Kini teks berita tidak hanya bisa didapatkan melalui koran atau majalah, artikel-artikel online seperti kompas.com, Detik.com, atau Liputan6.com sudah dapat kita akses dengan mudah.
Tapi, apakah Anda sudah mengenal teks berita? Teks berita merupakan teks yang menyajikan sebuah informasi mengenai kabar atau sebuah peristiwa dengan dibarengi fakta yang akurat dan informasi yang aktual.
Teks berita bersifat fakta artinya informasi yang disampaikan benar-benar terjadi dan dapat dibuktikan, sementara teks berita bersifat aktual artinya teks berita tersebut menyajikan berita 'terhangat' atau terbaru kepada masyarakat. Selain itu, teks berita juga harus disampaikan dengan objektif atau tidak memihak.
Teks berita memuat unsur pertanyaan, yaitu 5W+1H atau adiksimba yaitu apa, di mana, kapan, siapa, mengapa dan bagaimana. Sehingga teks yang disajikan harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Dalam ke penulisannya, teks berita ditulis seperti piramida terbalik. Artinya, informasi penting diletakkan pada kepala berita dimana kepala berita memuat pokok-pokok berita yang berisi jawaban atas pertanyaan adiksimba. Bagian keduanya yaitu tubuh berita menyampaikan informasi lanjutan dari kepala berita, umumnya berisi sebuah kronologi dari peristiwa yang diberitakan. Bagian yang terakhir yaitu ekor berita berisi informasi tambahan yang bersifat opsional untuk ditambahkan.
Untuk menulis teks berita yang baik, perlu diperhatikan kaidah kebahasaan dalam teks berita. Kaidah kebahasaan ini di antaranya adalah:
1)Penulisan dengan bahasa baku yang bersumber dari PUEBI dan KBBI
2)verba mental yang menerangkan tanggapan, perasaan atau hal-hal yang tidak bisa diamati fisiknya (mengkhawatirkan, memalukan, mencurigakan)
3)Konjungsi temporal yang menerangkan waktu (awalnya, akhirnya, setelah, kemudian)
4)Kalimat langsung yaitu kalimat yang mengutip pernyataan seseorang dengan ditulis sama persis tanpa menambah atau mengurangi perkataannya.