Stand by me, walau terkadang sulit.
Stand by me, meski sekarang pahit.Tetaplah bersama ku, fill what always been.
Tetaplah bersama ku, reveal what need to seen.
Setuju atau tidak,selain keluarga, robot kucing dari abad ke-22 ini adalah hal yang menemani kita sedemikian lama. Buat saya pribadi, Doaemon ada di kehidupan saya sejak tahun 1993 ketika saya mulai menyaksikannya di layar kaca setiap Minggu pagi. Ketika itu, hari Minggu sungguh hari yang menyenangkan untuk anak seusia saya. Libur sekolah, bangun siang, bisa menonton kartun hingga siang, atau main PS bersama para teman.
Bahkan ketika saya mulai beranjak dewasa, menonton Doraemon sudah jadi semacam habit, semacam kebiasaan yang dirutinkan. Tidak lengkap rasanya Minggu pagi tanpa menonton bagaimana Doraemon membenahi kehidupan Nobita yang penuh hiruk-pikuk dan kesialan. Mulai dari terlambat ke sekolah, di setrap di koridor sekolah, di bully Giant sepulang sekolah, jadi sasaran pamer barang-barang mewah Suneo, dimarahi ibu, hingga merasakan cemburu dari kedekatan Shizuka-Dekisugi. Semua kehidupan Nobita itu sungguh terasa menyatu dengan keseharian kita. Bahkan, seringkali kita bisa merasakan kesedihan yang Nobita alami dari adegan-adegan lara tersebut.
Tidak ada suatu tontonan yang memberikan efek yang sedemikian dalam, saya rasa.
Tidak hanya menonton nya di televisi, saya pun mengoleksinya dalam bentuk komik. Banyak sekali. Seingat saya, komik Doraemon berseri hingga ke nomor 40-an. Waktu itu saya memiliki semuanya, belm ditambah dengan serial Doraemon Petualangan. Sungguh sedih rasanya ketika dalam suatu kesempatan, Bapak marah karena saya menghabiskan begitu banyak uang dan waktu untuk komik, komik-komik itu lalu dibuangnya.
Lambat laun, terus,ketika saya terus bertumbuh dewasa, Doraemon ternyata perlahan-lahan mulai terlupakan. Hal tersebut seiring dengan mulai hilangnya Doraemon dalam tontonan pagi televisi, digantikan tontonan menjemukan penyanyi Lyp Sinc dan penonton yang dibayar untuk berjoget. Juga host yang tidak mendidik dan terkesan jorok. Kadang ditambah adegan-adegan “bercandaan” yang kasar dan vulgar.
Saya sungguh tidak habis pikir bagaimana bisa mereka menggantikan tayangan yang menyenangkan dengan sesuatu yang seronok ?
Lama saya tidak menonton Doraemon, saya mendapatkan kabar bahwa telah dibuat film terakhir dari kisah Doraemon yang akan segera ditayangkan. Stand by Me, judulnya. Viral tentang film terakhir Doraemon ini sedemikian menyebar, sehingga efek penasarannya menjadi sedemikian dalam. Seperti apa ya film nya ? Apa benar film Doraemon tidak akan dibuat lagi ? Terus habis itu apa dong ?
Ketika Stand by Me akhirnya dirilis di Indonesia, maka saya pun menjadwalkan untuk menontonnya.