Lihat ke Halaman Asli

Harapan Warga Pasca Pemilukada Selayar

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_237125" align="alignleft" width="300" caption="Warga selayar terlihat begitu antusias mengikuti pemilukada (by selayar news)"][/caption] Pemilukada di Kabupaten Kepulauan Selayar 2010 kemarin yang berlangsung aman dan damai telah dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Selayar. Walaupun kemarin masyarakat Selayar terpecah – pecah dalam tim sukses kandidat tertentu atau pun sebagai pendukungnya. Perselisihan kecil, ketersinggungan, saling menjagokan dan sikap – sikap lainnya telah diluapkan selama proses kampanye dan Pemilihan. Walaupun pada akhirnya dari 3 kandidat yang ada hanya terpilih satu sebagai pemimpin. Dari serangkaian proses pemilukada ini tentu juga menyisahkan serangkain refleksi dan kisah sukses lainnya yang turut berkontribusi pada proses demokrasi di negeri ini dan khususnya bagi tanah doang. Pembelajaran politik positif telah dipertontonkan oleh ke 3 kandidat yang bertarung dalam pemilukada. Riak – riak kecil dari protes atas ketidakpuasan proses pemilukada telah diarahkan & bermuara pada proses yang benar dengan menempuh jalur hukum dan bukanlah dengan sikap anarkis yang dapat mengorbankan masyarakat. Hal ini tentulah turut memberikan kontribusi bagi upaya membangun demokrasi di tanah Doang sebagai daerah yang menuju proses demokrasi. “ Kandidat yang kalah pun sebenarnya cukup sukses ketika menempuh jalur hukum, artinya kita mengedepankan hukum bukan dengan aksi anarkis, ini pun pembelajaran politik yang baik telah diberikan oleh ketiga kandidat yang kalah” dijelaskan salah seorang aktifis LSM dalam acara dialog. Jika melihat perkembangan kesadaran politik masyarakat di Kabupaten Selayar dibanding pemilukada 5 tahun yang lalu, dimana masih kental pada nuasa politik ketokohan atau figur tertentu sehingga melahirkan pemimpin yang diusung oleh partai dengan simbol fanatisme tertentu. Pada pemilukada yang berlangsung di kabupaten yang paling selatan ini fanatisme figur ketokohan tidak lagi menjadi suatu opini media efektif pada soal dukung mendukung baik oleh kandidat, tim suksesnya ataupun konstituen. Walaupun masih perlu membangkitkan kesadaran kritis warga Selayar untuk menjadi pemilih yang rasional. Tetapi indikator ini setidaknya menunjukkan bahwa upaya rekonsiliasi dan perdamaian di Selayar pada kurun waktu 5 tahun terakhir semakin membaik dan mempunyai harapan masa depan untuk membawa bumi tanah doang menuju perubahan. Mau tidak mau, suka atau tidak suka pemilukada telah melahirkan pemimpin hasil proses demokrasi. Harapan warga Selayar kiranya bupati dan wakil bupati terpilih benar – benar memiliki karakter seorang pemimpin yang mengayomi masyarakat dan bisa membawa masyarakat Selayar menuju perubahan yang lebih baik. “Proses pemilukada Selayar adalah ajang proses demokrasi untuk memilih pemimpin yang berkarakter pemimpin bukan melahirkan seorang pemimpin yang berkarakter penguasa”. Ungkap Ahmad Zulkarnain, seorang aktifis LSM LIRA. Acara dialog temu tani di Makassar yang di gelar oleh LSM Nasional Petani Center dengan tema :”Konstalasi Politik di Kab. Selayar Pasca Pemilukada“ dilaksanakan oleh LSM Petani Center bekerjasama dengan Laskar Pemuda Tani Sulsel (16/7). Pada dialog ini menghadirkan 3 narasumber dari Ormas dan Aktivis LSM diantaranya Imansyah Rukka( ketua LSM Petani Center ), Iwan ( Sekretaris Petani Center Kab. Jeneponto) dan Anto( aktivis LSM ).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline