Lihat ke Halaman Asli

Tragedi Paris, Benarkah Perbuatan ISIS?

Diperbarui: 18 November 2015   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

peta tragedi paris - vox.com

Hampir seluruh negara di dunia menyatakan turut berbela sungkawa terhadap tragedi ledakan bom di Paris, Perancis. Ledakan ini diklaim oleh sebagian orang sebagai perbuatan Islamic State. Namun, apakah benar ledakan yang diklaim sebagai aksi teroris ini merupakan tanggung jawab ISIS?

Ledakan ini membunuh 129 orang dan lebih dari 350 orang luka-luka. Zack dan tim penelitinya dari vox.com menjelaskan ledakan tersebut ternyata diikuti oleh beberapa penyerangan dan penembakan di tempat lain.

Beberapa tempat penyerangan tersebut seperti Stade de France, Rue Bichat, Bataclan, dan Rue de Charonne. Sejumlah saksi menyatakan melihat sekelompok orang yang berpakaian hitam dan menggunakan penutup muka, menembaki pelataran barisan restoran di sekitar Rue Bichat dan Rue de Charonne.

Tidak hanya itu, dari jumlah korban yang telah disebutkan di atas, diduga 100 orang merupakan korban penyanderaan ISIS di Bataclan concert hall. 

Peta berikut menunjukkan tempat-tempat yang telah disebutkan sebelumnya.

 

Masih dari vox, Zack dan tim penelitinya menyatakan agar tidak terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa ISIS adalah pelaku dari teror di Paris. Pernyataan Zack dan tim penelitinya tersebut berhubungan dengan pernyataan dari Matthew Francis.

Francis sebagai Senior Research Associate, Department of Politics, Philosophy, Religion Lancaster University, menjelaskan tidak ada penjelasan singkat dan sederhana terkait penyerangan terorisme, khususnya di Paris.

Francis menyebutkan, salah satu dari pelaku aksi teror tersebut adalah Omar Ismail Mostefai. Omar adalah seorang warga negara Perancis yang pada tahun 2010 mengalami diskriminasi yang dilakukan oleh masyarakat Paris.

Oleh karena itu, Francis menjelaskan ada dua faktor besar di balik ledakan bom ini, pertama: kesalahan pengambilan jalan hidup dan kedua: motivasi pelaku untuk berlaku seperti itu. Jika dilihat dari biografi Omar, ia mengalami diskriminasi di Paris dan membuatnya melakukan aksi balas dendam. Omar adalah seorang muslim. Diskriminasi yang Omar terima adalah diskriminasi agama sebagaimana yang dijelaskan oleh Aurelien Mondon, Lecturer in French and Comparative Politics, University of Bath.

Ia menjelaskan bahwa komunitas muslim di Paris terkadang mengalami diskriminasi di beberapa tempat karena perbedaan agama tersebut. Komunitas Muslim di Paris bahkan tidak hanya mengalami diskriminasi, mereka juga mengalami segregasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline