[caption caption="Ilustrasi (dok.pajak.go.id)"][/caption]Diskusi, debat, hingga curhat tak bisa diperhatikan selalu kita perlukan dalam komunikasi antar manusia. Entah untuk meluapkan hal dalam diri atau untuk mencari inspirasi dari orang lain. Dalam hubungan ini, kita akan merasakan adanya keterbukaan diri, yang mana akan membimbing kita pada ranah kedekatan diri. Hingga pada hilirnya keakraban dan kenyamanan akan terasa dalam pergolakan kejiwaan kita dalam melakukan komunikasi-komunikasi antar person.
Tipe Keterbukaan Diri
Memang keterbukaan diri seperti pintu rumah yang ada tahapan-tahapan tersendiri dalam memasukinya. Pada saat dibuka pun pintu akan banyak perspektif dalam menanggapinya, ada yang terbuka sedikit hingga beberapa persen lebih jauh. Keterbukaan pintu ini pun hampir selalu pasti melihat tamu yang akan masuk melalui pintu ini. Semakin terbuka pintu, maka akan semakin besar kepercayaan sang pembuka dan pemilik pintu rumah tersebut terhadap orang yang ada di depan pintu tersebut.
[caption caption="Ilustrasi (dok.ipb)"]
[/caption]Beberapa tipe keterbukaan diri:
1. Tipe keterbukaan satu arah. Dimana hanya ada gerakan satu arah dalam perlakuan keterbukaan diri. Tak adanya timbale balik yang seimbang hampir selalu menyebabkan ketimpangan reaksi.
2. Tipe Keterbukaan dua arah. Keterbukaan yang ini memiliki simbiosis Mutualisme atau hal saling membutuhkan sehingga timbale balik reaksi juga memberikan kesejukan lawan komunikasi kita. Pada jenis ini juga masih dibagi menjadi lebih rinci pada keterbukaan dua arah lebih lanjut, yang mana arus keterbukaan kadang tak selalu berimbang.
3. Tipe keterbukaan berkebutuhan. Jenis keterbukaan ini hampir sama pada tipe keterbukaan dua arah, namun pada perjalanan waktunya hanyalah pada ikhwal tertentu saja.
Keterbukaan diri bagaimanapun juga selalu dibutuhkan setiap insan, karena setiap kita selalu membutuhkan pihak yang lain dalam perlakukan kehidupan yang lebih baik dan menyamankan. Namun juga diperlukan adanya saling timbal balik yang baik antar pemeran komunkasi dalam menciptakan keterbukaan diri.
Keterbukaan diri selalu berhubungan pada pintu hati dan fikiran, memang jika tak ada timbal balik saling keterbukaan diri selayaknya kita tak melakukan keterbukaan diri juga pada partner komunikasi kita itu. Pun demikian, kita juga haruslah menuggu beberapa waktu untuk respon keterbukaan diri dari partner komunikasi kita, jika telah sering keterbukaan tak terbentuk, wajarlah jika kita juga menutup sedikit demi sedikit keterbukaan diri kita.
"jika kau tak boleh bertamu dirumah orang lain, mengapa kau buka pintu rumahmu untuk dia. Namun sebaiknya kau bukakan pintu untuk orang yang jika kita bertamu ke tempatnya juga dipersilahkan dengan baik"
[caption caption="Ilustrasi (dok.papankecil)"]
[/caption]Kabinet Kerja dan Pencitraan Kerja