Gelora menghafalkan al-Qur'an saat ini telah tersebar luas. Banyak orang tua yang menginginkan anaknya menjadi penghafal al-Qur'an. Pada 25 Desember 2018, PPPA Daarul Qur'an Jawa Timur menggelar hajatan akbar Ujian Tahfidz Jatim Menghafal. Langkah ini adalah sebuah hal positif untuk membumikan al-Qur'an di seluruh kota sampai pelosok jatim.
Unisma atau Universitas Islam Negeri Malang mendapat kesempatan menjadi tempat berkumpulnya para penghafal al_Qur'an ini. Kemegahan gedung Al-Asyari Universitas Islam Malang menjadi saksi lantunan ayat-ayat suci yang dibacakan santri. Mengharukan serta menggetarkan hati.
Sekitar 3000 peserta dari santri rumah tahfidz Daarul Quran sewilayah jatim dan masyarat umum berbondong-bondong menunjukkan bagaimana kecintaannya pada alquran. Ada yang datang sekitar jam 2 dini hari sudah hadir di lokasi Ujian Tahfidz.
Suasana gedung al-Asyari begitu ramainya. Seragam yang dipakai santri pun bak pelangi yang menghiasi gedung bundar megah tersebut. Mulai dari santri yang berasal dari Madura, Lumajang, Jember, Probolinggo, sampai Bojonegoro dan Lamongan. Hanya binar semangat yang terpancar saat hendak mengikuti ujian.
Prosesi ujian berlangsung bersamaan dengan pembukaan acara wisuda tahfidz Jatim Menghafal. Para santri dari Rumah Tahfidz Kepuh memimpin menyanyikan lagu Mars Daarul Qur'an. Sedangkan santri Rumah Tahfidz Daarul Quran Surabaya melantunkan lagu Indonesia Menghafal Qur'an. Ada pula Iqbal dan Hasna, 2 santri penerima beasiswa tahfidz quran didapuk menjadi pembaca tilawah dan sari tilawah.
"Alhamdulillah, saya senang banyak generasi belia sampai tua bersemangat menghafal Alquran. Saya sangat apabila institusi pendidikan juga mendukung kegiatan dakwah alquran", tutur Prof. Dr. Maskuri, M.Si. salaku Rektor Unisma saat memberikan sambutannya.
Unisma menurut penjelasan Rektornya memang menerapkan suasana cinta dengan al-Qur'an di lingkungan kampus. Puncak acara adalah Tausiyah dari KH Ahmad Kosasih, Ketua Syariah PPPA Daarul Qur'an. Beliau menyampaikan keistimewaan hidup bersama Alquran. KH Ahmad Kosasih juga memimpin pembacaan ikrar Wisudawan dan Wisudawati dengan khusyu' dan tenang.
Menariknya, ada pemberian hadiah untuk peserta termuda dan mewakili yang usia tua. Muhammad, si kecil yang berusia 2 tahun dari probolinggo mengikuti ujian surah pilihan An-Naba'. Sedangkan Ibu Mamik Nurahayu yang merupakan donatur setia Daarul Qur'an Malang mengikuti ujian surah An-Naml.
Selain itu ada pula yang patut diapresiasi. Semangat saudara yang Tunanetra dalam menghafal al-Qur'an. Seperti Abi Yaqub yang setor hafalan Surat An Naml. Ia berasal dari Rumah Tahfidz Ar Rahman Sampang. Ada pula Nur Diana Kholidah yang setor hafal juz 30 dan juz 1 al-Qur'an.
Keluarga saya pun larut dalam suasana bersama para penghafal al-Qur'an ini. gemuruh setoran hafalan terus berdengung dari pagi hingga siang. Antusias dan banyaknya peserta membuat riuh suasana. Bahkan sampai ke Masjid Ainul Yaqin Unisma pun suasana terlihat ramai.
Setiap momen adalah hikmah. Dari bayi, anak kecil, remaja hingga yang tua pun turut memeriahkan agenda positif ini. Semoga penghafal al-Qur'an di Indonesia kian banyak, bisa menjadi ahli al-Qur'an, diri Qur'an, Berhati al-Qur'an serta bisa membumikan al-Qur'an. Semangat menjadi keluarga Qur'ani!