Festival Kendaraan Hias akhirnya digelar kemarin (19 agustus 2018). Festival Kendaraan Hias 2018 menjadi magnet tersendiri bagi Kota Malang. Acara yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang ini mampu menyedot perhatian Warga Malang. Saya dan rekan Bolang lainnya turut hadir menyaksikan langsung dari Balaikota Malang.
Dibuka dengan Drama Kolosal
Pada Festival Kendaraan Hias tahun sebelumnya, yakni 2017. Festival Kendaraan Hias dilaksanakan pada akhir bulan agutus, tepatnya 27 Agustus 2017. Namun berbeda di tahun 2018 ini. Festival Kendaraan Hias 2018 digelar pada hari Minggu 19 Agustus 2018.
Festival Kendaraan Hias 2018 dibuka dengan karya apik. Drama Musik Kolosal dengan tema "Gelora Juang Arek Malang" menjadi pembuka yang menyemarakkan hari pagi ini. Berlatarkan inspirasi perjuangan Mayor TNI Hamid Rusdi drama ini berkisah.
Dikisahkan perjuangan arek Malang di masa penjajahan. Penggunaan Bahasa walikan, atau Bahasa yang dibalik menjadi salah satu strategi khas Malang. Bahasa walikan adalah sebuah strategi dalam berkomunikasi dalam masa perjuangan agar tak mudah diterka oleh orang lain.
Bahasa walikan kini menjadi ciri khas tersendiri bagi warga Malang raya. Seperti kata kawan menjadi nawak. Arek-arek menjadi kera-kera. Atau salam satu jiwa yang menjadi khas-nya Malang, menjadi salam utas awij. Dan lain sebagainya yang sebagian masih dipakai dalam komunikasi warga Malang.
Dalam drama musik kolosal ini juga menceritakan bagaimana Mayor TNI Hamid Rusdi dalam menggelorakan semangat persatuan. Dalam drama kolosal tersebut juga menggambarkan bagaimana beliau memberikana semangat melawan penjajahan. Inilah sebagai momentum gelora juang warga Malang.
Malang Guyub Indonesia Satu
Selepas drama Musik kolosal "Gelora Juang Arek Malang", dilanjutkan dengan berbagai penampilan lainnya. Mulai dari Marching Band dari SMP Muhammaddiyah 2 kota Malang dan MTs Muhammadiyah 1 kota Malang.
Ada pula penampilan Sepeda Kayu buatan dari seniman Malang. Dari sini saya tahu, kalau Malang punya bidang kreatif yang bisa jadi kekhasannya yakni Sepeda Kayu. Selepas itu ada Tari pembukaan sari Sanggar Dinoyo Aji berupa pertunjukan Kuda Lumping dan Bantengan.
Festival ini menggangkat tema "Malang Guyub Indonesia Satu". Menurut Ida Ayu Made Wayuni (kepada Disbudpar kota Malang), tema ini menunjukkan keberagaman Kota Malang tetapi bersatu padu dan berkomitmen membangun Indonesia.