Pagi tadi saya ngobrol dengan seorang Dokter yang cukup senior, yakni Dokter Tatong. Makanan merupakan hal penting, dari obrolan ini seperti pada umumnya beliau menyampaikan pentingnya pola hidup sehat. Makanan yang masuk dalam tubuh pun perlu dijaga.
[caption id="attachment_365509" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi (dok.tahesta)"][/caption]
Mengenali Tubuh Kita Sendiri
Ternyata beliau mempunyai alergi pada makanan tertentu, oleh karenanya sangat menjaga asupan makanan pada tubuhnya. Kadang kata beliau apa yang menjadi alergi pada diri seseorang itu berbeda dengan orang lainnya.
Mengenali tubuh kita sendiri adalah hal penting yang menjadi resep beliau untuk menjaga kondisi tubuh. Jika kita beberapa waktu setelah makan sesuatu terjadi hal yang kurang nyaman, berarti ada yang membuat tubuh kita belum menerima asupan makanan tersebut. Secara singkatnya makanan tersebut merupakan makanan yang perlu dihindari.
Jika dipaksakan makan makanan tersebut bisa mengakibatkan rasa kurang nyaman atau sakit pada bagian tubuh kita. Tentu kita ingin kondisi tubuh selalu fit dan dalam kondisi sehata, namun kadang kita perlu mengenali makanan yang kurang cocok bagi tubuh kita.
Secara singkatnya tubuh kita mempunyai jenis makanan tertentu yang dijadikan kurang nyaman menjadikan hal yang disebut alergi, jadi tubuh kita dalam sistemnya belum bisa memproses jenis makanan tertentu.
Jadi, perlu kehati-hatian dalam memilih makanan agar efek dari makanan menjadikan hal yang baik bagi tubuh bukannya sebaliknya. Karena Dokter Tatong menyampaikan ada orang yang alergi terhadap Mangga, padahal orang lain malah suka pada makanan tersebut. Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan yakni kecocokan makanan tiap orang itu berbeda, dapat difahami ada yang suka sekali dengan duren namun di sisi lain ada pula yang mencium baunya duren saja alergi.
Makanan Langsung Habis, Jangan Ada Sisa
Hal lain yang merupakan tips atau nasehat kesehatan dan kehidupan dari Dokter Tatong adalah jika kita makan sesuatu selayaknya langsung habis. Beliau menceritakan saat berkunjung ke salah satu tempat Dokter Bedah di Jerman, beliau menceritakan saat mau makan beliau ditanyakan mau makan apa oleh sang sahabat Dokter Bedah di jerman ini.
Pertanyaan mau makan apa dijawab oleh Dokter Tatong terserah, namun Sang Sahabat menjelaskan kalau Makanan yang akan dibuatnya haruslah segera habis agar tak ada sisa jadi makanan yang dibuat selayaknya seuai dengan selera.
Menanyakan makanan ini bisa jadi pula agar apa yang dihidangkan tuan rumah tak salah, jadi sesuai dengan apa yang diinginkan dan bukan termasuk makanan yang menjadi alergi. Menjadi hal yang aneh jika seseorang yang alergi duren, oleh sang tuan rumah dihidangkan duren.
Makanan langsung habis juga untuk mengurangi kondisi makanan yang mana umumnya makanan dihangatkan berkali-kali untuk dimanan lagi, jenis makanan yang diperlakukan seperti ini adalah kurang baik sehingga makanan langsung habis adalah cara yang baik.
Dokter Tatong menjelaskan kalau di luar negeri makan tak habis lalu menghasilkan sisa makanan akan didenda. Secara logikanya karena sisa makanan tersebut menghasilkan sampah, dan biaya mengangkut dan melakukan pemrosesan sampah adalah memerlukan biaya pula.
Memiliki Kebun Mandiri
Untuk menjga kualitas asupan makanan yang kita makan Dokter Tatong memberikan sharing pengalamannya untuk membuat tempat untuk kebun buah yang saya mengistilahkannya kebun mandiri. Beliau sendiri juga memiliki agar apa yang dimakan terjaga kualitasnya, hal ini pula yang dilakukan sahabatnya Dokter Bedah di jerman yang memiliki kebun sekitar 2 meter x 6 meter.
Makanan yang di pasaran tentu memiliki banyak corak dan kualitas. Oleh karenanya memiliki kebun Mandiri yang berisikan berbagai macam kebutuhan asupan makanan adalah hal yang diperlukan agar kondisi makanan yang masuk dalam tubuh terjaga kualitasnya. Agar pula alergi tubuh kita pada makanan tertentu bisa diatasi. [SH]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI