Lihat ke Halaman Asli

Selamet

TERVERIFIKASI

Indonesia

METRO TV dapat Saran dari Pemirsanya

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

139122252348011902

METRO TV kurang imbang tentang Berita Partai NASDEM? METRO TV yang juga grup Media Indonesia adalah stasiun Televisi yang cukup dikenal di masyarakat Indonesia sebagai Televisi Berita atau Televisi yang menjadikan berita sebagai bahan utama-nya untuk sajian program, entah itu Hard News ataupun soft news.

[caption id="attachment_293244" align="aligncenter" width="648" caption="Ilustrasi (dok.isurabaya)"][/caption]

Saran Berita Tentang Partai NASDEM

Pagi ini saya seakan agak kaget ada yang berani memberikan saran kepada METRO TV tentang pemberitaan dari salah seorang penelpon dari Banjarmasin. Mungkin kita semua tahu bahwa METRO TV pagi ini memiliki program dari Bincang Pagi hingga Bedah Editorial Media Indonesia dengan nara sumber utama dari pihak Media Indonesia.

Pagi ini tema yang diangkat adalah tentang mundurnya Menteri Perdagangan Gita Wiryawan karena ingin fokus pada konvensi calon presiden dari Partai Demokrat. Pandangan Nara Sumber dari Media Indonesia dalam acara itu adalah sesuatu yang kurang pas jika Menteri Gita Wiryawan Mundur dan ingin mengejar keinginannya sebagai Calon Presiden.

Ada salah satu penelpon dari Banjarmasin yang awalnya mengomentari tentang tema Mundurnya Gita Wiryawan, namun setelah cukup berkomentar ternyata yang disasar penelpon ini adalah Media yang ia telpon saat itu yakni METRO TV. Media yang dikenal sebagai TV Indonesia Memilih ini diberikan Saran agar juga netral, karena dalam pemberitaan tentang Parta NASDEM menurut sang Penelepon ada rasa kurang berimbang memberitakan karena terkesan hanya berita yang baik saja.

Mungkin sang Pembawa acara juga kaget akan pernyataan sang penelepon, akhirnya ada reaksinya untuk segera memotong keasyikan sang penelpon memberikan wejangan untuk METRO TV dengan mengalihkannya ke tema utama yang diangkat pada saat itu.

Bisa dikatakan tidakan pembawa acara itu benar karena reflek yang bagus memotong pembicaraan dan mengelaihkan ke tema. Namun di sisi lain juga kurang baik karena mungkin saja sang penelpon ingin menghubungkan dengan hal lain di Partai NASDEM yang METRO TV kurang jeli dalam mengangkat tema dan memberitakannya.

Menjaga Netralitas METRO TV

Mungkin saran yang disampaikan oleh penelpon dari Banjarmasin pada saat acara di METRO TV bukan hanya ditujukan pada Stasiun Televisi itu saja, namun juga Stasiun TV lain yang kelihatannya memang terlalu banyak memberikan ruang pencitraan positif untuk Partai tertentu.

Mungkin saja sang penelpon merasa jengah atau kurang nyaman karena TV Berita yang jadi pilihannya kurang memberitakan hal lain yang juga selayaknya diberitakan. Apakah Media itu belum mengerti kaidah Jurnalistik?

Pada saat Pelatihan Jurnalistik yang diadakan METRO TV di Jawa Timur dengan narasumber pembawa acara berita (News Anchor) yang sudah cukup dikenal hampir selalu ada di layar METRO TV. Salah satunya adalah Zelda Savitri yang sebagai koordinator News Anchor di METRO TV. Yang membuat saya menarik darinya adalah saat ada yang bertanya apdanya tentang netralitas METRO TV dalam pemberitaan karena Pemilik Media tersebut adalah Ketua Umum Partai NASDEM.

Zelda Savitri memaparkan bahwa Pak Surya Paloh kabarnya akan mengundurkan jabatannya di METRO TV. Zelda juga menjelaskan akan jadi Blunder jika METRO TV tidak netral dalam pemberitaan. Mungkin Blunder yang dimaksud pada METRO TV dan NASDEM yang akan kurang rating yang suka.

Penjelasan Zelda saat itu seakan membuyarkan pendapat dalam hati saya kalau METRO TV mulai memperbaiki diri dan terlepas dari kepentingan sebagai Media TV Politik oleh partai tertentu saja. Karena ada juga sahabat yang berkomentar jika logo ulang tahun METRO TV beberapa waktu yang lalu hampir sama dengan Logo Partai tertentu. Saya juga mulai Berfikir Logo Indonesia Memilih juga hampir sama dengan Logo Partai tertentu. Hingga berkembang pada pemilihan warna, sisipan pendapat positif tentang tokoh dan partai tertentu, dan berbagai macam tanda yang bisa dielaborasi mempunyai arti mempengaruhi.

Namun setelah mendengar pejelasan Zelda tersebut, METRO TV masih terasa kurang bisa lepas dalam memberitakan selayaknya partai lain selain NASDEM. Kita sebagai masyarakat adalah penonton dan mungkin sedikit jalur bisa digunakan untuk mengungkapka pendapat langsung ke METRO TV seperti telepon dari Banjarmasin pagi tadi di program METRO TV.  Mungkin jika merujuk Pilihan, maka Piliha Masyarakat untuk memilih Saluran Televisi dan pula Pilihan Media untuk memberitakan yang mana.

“Kurang Elok Menghina Media yang Kau Masih Menjadikannya Tempat Rujukan”

Mungkin kata-kata di atas itu adalah sebuah hal yang tak tertulis bagi masyarakat. Bisa kita lihat penelpon ke acara Televisi yang cenderung mengkerdilkan peran Media tersebut terasa dihambat geraknya mengeluarkan pendapat. Ada baiknya memang menggunakan Saran daripada Kritik, karena saran memberikan Solusi. Namun tetap harus ada kelapangan dada dari keduabelah pihak untuk mendengarkan dengan bijak. Ada jalur lain untuk memberikan saran perbaikan kepada METRO TV yang bisa via KPI, somasi, petisi dan lain sebagainya. Terpenting pula doa, Semoga METRO TV dan Media lainnya lebih netral dan bijak dalam memberitakan. [SH]

Sudah Baca Tulisan ini?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline