Lihat ke Halaman Asli

Belajar Bertani di Taman Petani PAKIS

Diperbarui: 4 Oktober 2016   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

charakter of PAKIS yang dibangun ketika belajar di park farmer pakis_kp

Bertani dan beternak kambing bagi sebagian orang kurang begitu menarik, karena dunia pertanian, dunia hewan yang satu ini dekat dengan bau, kotor, lingkungan jadi kumuh dan ribet mengurusnya. Tapi bagi masyarakat yang tinggalnya di desa, bertani dan beternak kambing merupakan pekerjaan pokok yang itu dikerjakan bersama-sama oleh seluruh anggota keluarganya.

Manusia tak bisa lepas dari kehidupan makhluk lain, baik itu tanaman atau bahkan hewan sekalipun, begitu juga sebaliknya. Anehnya, bertani dan beternak yang identik dengan hal-hal yang kurang mengenakan ketika dijalani menjadi berbeda ketika hasil pertanian dan ternak kambing sudah menjadi aneka makanan kuliner yang selalu diburu para penggemarnya.

Mari belajar bertani dan beternak kambing bersama segerombolan anak-anak (santri) yang sedang sekolah. Mereka yang tergabung dalam kelompok tani ternak “PAKIS” merupakan kelompok dibawah naungan tanggungjawab Kampung Madrasah dan Pesantren “PAKIS” yang saat ini sedang menyelenggarakan layanan pendidikan setingkat SMP yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs PAKIS) di kampung pesawahan desa Gununglurah KecamatanCilongk Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.

Belajar itu jangan sampai tercerabut dari akar budaya dan potensi kearifan lokal yang ada, dimana sekolah itu berada maka harus bisa menyesuaikan program pendidikan yang diselenggarakan. Mereka yang notabenya sedang belajar pun harus saling membelajarkan satu sama lain.

Guru mereka tak berbatas ruang dan waktu, itulah kemudian bagaimana proses belajarnya pun acap kali berprinsip “belajar itu kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja” karena belajar itu seumur hidup kita, jadi manfaatkanlah selagi kita hidup untuk terus belajar hingga mau dan mampu menembus batas.

Pertanyaan yang saya sendiri masih bingung, kenapa ada ketidakjelasan? pada setiap aktifitas hidup kita, itulah MTs PAKIS. Sekolah belum diberi ijin operasionalnya, mungkin karena ketidakjelasan itu, tidak ada guru ber-NIP apalagi yang bersertifikasi dan linier sesuai bidangnya, yang ada mereka yang sedang belajar menjadi BOS atas diri dan teman-temannya.

Dari bulan kebulan hingga penghujung tahun ke tahun, mereka terus belajar sambil belajar bertani dan beternak bersama. Mimpi satu anak satu kambing, ketika lulus mereka mendapatkan ijazah dan juga tabungan dari hasil tani ternak bersama.

Geliat belajar sukses itu nampak, ketika dari 2-3 kambing menjadi puluhan kambing, kemudian saking menikmatinya belajar sambil bertani dan beternak, kambing mereka bisa dihitung sambil berlari. Tapi mereka terus mau belajar dan tak menyerah karena lekang oleh waktu.

Inikah best practise mereka? Setiap idul qurban, Alhamdulillah bisa makan dengkil dan kikil, setiap hari masih belajar mulai dari menyiapkan lahan untuk bercocok tanam, kemudian memanfaatkan pupuk kandang kambing yang semakin menggunung itu. Seminggu 1-2 kali makan bersama dari hasil mereka tanam dan panen yang mereka sebagian jual.

Setiap hari mereka bermain dan juga belajar di hutan kampung puncrit itu. Mereka yang terus mencoba terus menyesuaikan perkembangan lingkungan diluaran sana walau terus terlambat tapi semoga akan sampai.

Ini-kah karakter yang bisa menjawab ketidakjelasan segerombolan anak-anak itu? Bersama-sama kita hidup untuk kehidupan menjadi penuh makna, memulai dari ejaan kata menjadi barisan kata yang nantinya akan merasuk hingga kerelung jiwa mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline