Lihat ke Halaman Asli

HARDIKNAS, Ngarit Bareng Presiden?

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1430553589609388068

[caption id="attachment_364006" align="aligncenter" width="600" caption="inilah gambaran belajar kerja-kerja-nya siswa MTs PAKIS_ngarit bareng Presiden di saat HARDIKNAS"][/caption]

Kata-kata itu benar-benar bukan sekedar bualan belaka, tapi kata-kata itu mulai tak asing ketika orang jawa mulai menduduki kursi panas di ibu kota, dengan sosok penampilan orang jawa biasa ternyata elegant juga ketika menjabat sebagai orang no. 1 di negeri ini, siapa yang nda kenal beliau (pak Jokowi) orang yang sampai saat ini masih biasa saja penampilannya, walau sebentar lagi (katanya) mau mantu alias mbarang gawe (istilah jawa) tapi itu si urusan beliau dan keluarganya, kita cukup menyimak mau seperti apa nanti pesta yang digelar, atau mau open house bagi orang desa seperti saya, terus kira-kira diterima ngga ya.....

Kembali lagi ke kata-kata itu yang terus memberi spirit bagi siapa pun yang saat ini sedang berjuang dalam hidupnya, ya slogan yang kalau dilontarkan penuh passion pasti jiwa ini akan bergetar, saatnya kerja-kerja ya kata-kata itu menjadi miniatur yang menggigit, ibarat mau mencari ikan, umpan dan kailnya jelas-jelas enak serta tajam dan siap disantap ikan-ikan yang mau dijadikan bahan survival.

Pertanyaannya siapa yang harus kerja, jelas dan semua itu wajib kerja untuk kelangsungan hidupnya, tapi jangan sampai memperkerjakan mereka yang masih di bawah umur ya...nanti kena pasal, hati-hati ya..harus selektif, tapi bukan berarti kita asik dengan dunia kerjaannya masing-masing tetapi tidak peduli dengan yang lain, ingat kita kan satu kesatuan sebagai makhluk sosial lho...jadi, ayo beri mereka umpan balik bagaimana untuk mampu bekerja apapun itu, yang penting kerja untuk bertahan hidup.

Kerja keras kerja cerdas bukan kerjain orang, tapi berbeda konteksnya ketika kita membelajarkan dunia pekerjaan bagi mereka yang sedang meretas dunia pendidikan, apalagi masih level SMP/MTs dengan relawan yang menjadi team pengajar juga masih sedang belajar di level atasnya walaupun lewat jalur pendidikan non formal (Paket C/setara SMA) yang penting mereka bisa belajar dan membelajarkan.

Mereka yang notabenya anak-anak desa dan kondisi yang minoritas bukan berarti menutup diri, tapi bagaimana dengan segala keterbatasan kita juga mencoba membuka cakrawala sesuai dengan kearifan lokal yang ada, mereka sekolah dan banyak dikenalkan dengan aktifitas orang layaknya hidup di sebuah desa dimana kerap dengan hutan, sawah, kebun, ternak, pertanian dan lingkungan yang cukup mendukung.

[caption id="attachment_364010" align="aligncenter" width="600" caption="aktifitas siswa sedang ngarit_cari rumput untuk belajar ternak kambing_koleksi pribadi"]

1430554490171150724

[/caption]

Itulah kemudian kenapa sekolah (MTs PAKIS) di kampung Pesawahan Desa Gununglurah Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Jawa Tengah yang saat ini baru berjalan mau beranjak 2 tahun, pasti ibarat anak kecil baru latihan berjalan, tapi kalau kita sedang belajar bekerja dengan segala keterbatasan yang ada, ayo spirit kerja-kerja kata-kata pak Jokowi itu yang membuat kita juga ikut semangat seolah-olah besok akan tiada lagi, ya itung-itung cari bekal untuk hidup menghadap-Nya, minimal bisa bermanfaat buat sesama.

Singkat cerita, Minggu 26 April 2015 ada hamba Allah yang mengirim kambing 12 ekor jenis peranakan etawa, sebentar lagi rombongan sapi-sapi akan menyusul melengkapi peternakan terbesar di Indonesia, seperti mimpinya Fendi dan kawan-kawannya, Alhamdulillah kandang dengan kapasitas 300-an ekor mulai terisi kembali, setelah sekian bulan sempat dihuni nyamuk-nyamuk nakal dan kecoak-kecoak liar, namun sekarang menjadi progres baru bagi siswa-siswi MTs PAKIS ibarat istilah jawa sumbu ketemu tutupe, atau utak-atik gathuk dan saya yakin walau Tuhan kita menunda berbagai keinginan kita tapi saya lebih yakin bahwa Tuhan kita akan selalu mencukupi segala kebutuhan kita semua, amin...

Selasa 28 April 2015, Fendi dan kawan-kawan terasa mimpi tapi itu nyata, mereka sekarang belajar sambil belajar bekerja (berternak kambing) dengan tugas pokoknya bagaimana harus mampu mencukupi kebutuhan pakan kambing-kambing yang dipeliharanya, kelak kalau lahir dan terus beranak pinang mereka akan dapat menuai hasilnya.

Berangkal sekolah dengan membawa perbekalan benda tajam (arit) tapi bukan untuk tawuran melainkan guna membabad habis hijaunya rumput dilereng gunung slamet itu.

Pukul 07.00 WIB mereka memulai belajar dan pulang pukul 13.30 jadwal normatif yang berlaku, tapi ini ada jam tambahan kerja-kerja ya belajar bekerja, usai jam mereka belajar akademik atau pun ketrampilan yang lain. mereka harus merelakan waktu bermainnya untuk belajar lebih produktif, ngarit sambil bermain, dan tentunya setelah jam makan siang bersama hasil masak mereka di madrasah setiap harinya.

Ada satu hasil belajar yang hendak ingin kusampaikan, dan semoga lewat tulisan Fendi dan kawan-kawan bisa ada keterwakilan bahwa ini benar-benar hasil tulisan mereka walau hanya secarik kertas dalam tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan pendamping Mat Roif memberikan pembelajaran membuat laporan kegiatan aktifitas dengan tema “Ngarit” dan itu memang benar-benar aktifitas yang sedang kita jalani saat ini.

Judul yang tertulis dari hasil laporan Fendi yang masih duduk dibangku kelas VII di MTs PAKIS itu, jelas membuat saya ketika membaca langsung meng-amini. Amin Ya Rabb, jelas tulisan si Fendi itu yang kemudian saya jadikan Judul pada artikel ini, untuk jelasnya inilah tulisan Fendi, semoga Tuhan Yang Maha Esa mengabulkan dan tangan-tangan Tuhan akan terus ikut campur tangan apapun itu bentuknya.

[caption id="attachment_364009" align="aligncenter" width="600" caption="secarik kertas tulisan fendi_siswa MTs PAKIS_koleksi pribadi"]

1430554090349229230

[/caption]

Mohon spririt do’a dan dukungannya semoga ini benar-benar nantinya menjadi mimpi yang nyata bagi mereka anak-anak desa yang sedang meretas belajar sambil belajar bekerja, dan itulah kenapa kata-kata kerja-kerja bukan sekedar jargon Pak Jokowi saja, tapi kita juga sedang belajar dan terus belajar untuk bisa berkarya bagi sesama.

Salam Pembelajar (penjaga sekolah_isrodin).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline