Lihat ke Halaman Asli

Pelajar adalah Pejuang

Diperbarui: 10 November 2016   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabat… hari ini tanggal 10 November 2016. Mari kita mengenang kejadian 71 tahun yang lalu di belahan timur Pulau Jawa ini. Yah… tepatnya di Surabaya. Hari itu, 10 November 1945, sejarah mencatat terjadinya pertempuran yang luar biasa hebat. Siapa yang bertempur? Mengapa terjadi pertempuran? Berapa nyawa melayang dalam pertempuran itu? Apa artinya pertempuran itu buat kita?

Sahabat… pertempuran terjadi antara para pejuang bangsa ini melawan tentara asing yang kembali mencoba merebut kemerdekaan bangsa kita. Lihatlah… sejarah membuktikan, fakta berbicara… bagaimana para pendahulu kita, pendiri bangsa ini, begitu gigih berjuang merebut dan mempertahankan kedaulatan bangsa. Demi sebuah kedaulatan, mereka rela mengorbankan segala apa yang mereka punya. Harta, tenaga, pikiran, bahkan jiwa dan raga, mereka korbankan. Tak terhitung jumlah nyawa yang melayang, gugur di medan tempur.

Sahabat… mari kita kenang pengorbanan para pahlawan, kusumah bangsa. Mari kita hargai apa yang telah mereka lakukan untuk negeri ini. Mari kita lanjutkan perjuangan mereka. Jangan khianati jerih payah dan pengorbanan mereka dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan negeri ini. Jangan pernah sia-siakan pengorbanan para syuhada yang gugur di medan laga. Demi sebuah kata… MER-DE-KA!

Sahabat… mungkin hari ini kita tidak mesti berhadapan dengan musuh dari negara tetangga yang mengokang senjata. Mungkin hari ini kita tidak harus berhadapan dengan mereka yang berbeda negara. Hari ini… kita hanya diharapkan untuk mengisi kemerdekaan negeri ini. Apapun yang terbaik untuk negeri ini, mari kita lakukan. Sebagai pelajar, kita bisa mengisinya dengan menjadi pelajar terbaik. Pelajar yang mengerti peran dan fungsinya sebagai pelajar. Pelajar yang tidak berperilaku seperti orang-orang liar yang tak pernah belajar.

Sahabat… bersyukurlah kita menjadi bagian dari orang-orang berpendidikan. Mari berperilaku dan bertindak sebagaimana layaknya orang terdidik. Tidak seperti mereka yang tak pernah mengenyam nikmatnya pendidikan.

Sahabat… sebagai generasi muda, keberadaan kita sangat diharapkan untuk masa depan bangsa dan negara. 10 atau 20 tahun yang akan datang, bangsa ini tergantung kepada generasi kita. Jika generasi kita hebat… maka hebatlah bangsa kita. Jika sebaliknya… entahlah…

Semoga Alloh swt., senantiasa membimbing kita, generasi muda bangsa ini, Indonesia tercinta, agar dapat menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan. Demi menjaga martabat dan kedaulatan diri, keluarga, bangsa dan negara, serta agama yang paling utama. Aamiin…

Garut - 10 November 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline