Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Seputar UKG

Diperbarui: 8 April 2016   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pertengahan sampai dengan akhir tahun 2015 lalu, Informasi mengenai UKG yang “katanya” berpengaruh terhadap tunjangan profesi guru, tentu tidak dipandang sebelah mata oleh sebagian besar kalangan guru. Oleh karenanya, tidak sedikit pula guru yang “panik” menghadapinya. Berbagai persiapan pun dilakukan demi mencapai nilai yang disyaratkan pada pelaksanaan UKG. Persiapan akademis dilakukan para guru dengan mempelajari materi-materi yang diperoleh hasil searching dan browsing. 

Bahkan tidak sedikit pula ibu dan bapak guru yang kembali mempelajari materi-materi pelajaran sesuai dengan bidang yang diampunya. Sementara itu, untuk mempersiapkan keterampilan mengoperasikan komputer, supaya tidak canggung pada saat melaksanakan UKG daring (online), tidak sedikit pula guru yang “mendadak” belajar komputer. Kedua hal ini tentu berdampak terhadap pelaksanaan tugas pokok mereka dalam hal mengajar. Tidak sedikit guru yang “terpaksa” tidak masuk kelas dan hanya memberi tugas kepada anak didiknya, dengan alasan melakukan persiapan menghadapi UKG. Fenomena seperti ini tentu merupakan salah satu dampak UKG yang tidak diharapkan. Namun apa hendak dikata, seperti itulah kejadiannya.


Ketika waktu pelaksanaan UKG tiba, banyak hal yang ditemui. Mulai dari jaringan internet yang tidak lancar, sehingga mempengaruhi waktu pengerjaan soal. Kesulitan login juga masih sering terjadi. Di sisi lain, tidak sedikit peserta UKG yang mempersoalkan pertanyaan-pertanyaan UKG. Mulai dari soal-soal ambigu, bahkan para peserta mengatakan bahwa mereka menemukan beberapa soal yang tidak sinkron antara pertanyaan dengan pilihan jawaban. Akhirnya, banyak guru peserta UKG yang meragukan validitas dan reliabilitas soal UKG. Padahal pada saat mereka melaksanakan salah satu tugasnya, yaitu evaluasi. Selalu dituntut untuk menggunakan soal evaluasi yang benar-benar valid dan reliabel. Pertanyaannya, jika benar soal-soal UKG kurang valid dan reliabel, layakkah hasil UKG ini dijadikan pertimbangan untuk beberapa tindakan atau perlakuan yang harus dihadapi seorang guru? Ibu dan Bapak guru di negeri ini, tentu berharap perlakuan yang terbaik. Semoga…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline