Lihat ke Halaman Asli

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

[caption id="" align="alignright" width="300" caption="5 pilar STBM (dok. lembaga)"][/caption]

Tahukah Anda?

Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas). Angka kejadian diare nasional pada tahun 2006 adalah sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan Kejadian Luar Biasa (KLB) diare terjadi di 16 propinsi. Sekitar 70 juta orang di Indonesia masih mempraktikkan buang air besar sembarangan/BABS (Laporan MDG 2007), dan hanya 12% masyarakat Indonesia yang mencuci tangan setelah buang air besar (Studi BHS, 2006). Hasil studi Water and Sanitation Program (WSP) Bank Dunia (2008) menyebutkan bahwa Indonesia berpotensi mengalami kerugian ekonomi sebesar Rp 58 Triliun per tahun atau sekitar Rp 225 ribu per rumah tangga akibat kondisi sanitasi yang buruk.

Sebagai jalan keluar dari permasalahan ini, sejak 2006 pemerintah memperkenalkan program sanitasi dengan pendekatan sanitasi total. Pemerintah memperkenalkan program ini dengan nama Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Menteri Kesehatan mencanangkan STBM sebagai program nasional pada tahun 2008.

STBM merupakan pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. STBM menekankan kepada 5 (lima) pilar perubahan perilaku higienis, yaitu:

  1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS)
  2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
  3. Pengelolaan Air Minum di Rumah Tangga (PAM RT)
  4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
  5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga

Lebih jauh mengenai STBM dapat dilihat di situs STBM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline