Lihat ke Halaman Asli

Fakta Sebenarnya Terkait Konflik di Sekitar Pabrik Semen Rembang

Diperbarui: 4 April 2017   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: Mongabay.id

Polemik pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang disinyalir telah menuai banyak polemik yang mengakibatkan terpecahnya masyarakat karena ada yang mendukung (pro) dan ada juga yang menolak (kontra). Pihak kontra sangat gigih menghalangi pabrik semen beroperasi dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan membentuk opini negatif melalui media lokal mapun media nasional serta media sosial.

Lalu apakah benar banyaknya opini negatif yang menjadi viral di tengah masyarakat maupun dunia maya benar-benar menggambarkan resistensi warga sekitar pabrik Semen Indonesia? Lalu apakah benar terjadi konflik di sekitar pabrik antara warga yang menolak dengan warga yang mendukung

Tentu masyarakat yang belum pernah melihat langsung keadaan sekitar pabrik tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya. Karena pada kenyataannya, konflik yang selama ini digaungkan oleh media maupun sosial media mengenai keadaan sosial lingkungan masyarakat di desa sekitar berdirinya pabrik tidak seperti apa yang dibayangkan, seperti contoh masyarakat desa Timbrangan dan Tegaldowo. Meski ada pihak pro dan kontra, tetapi keadaan desa tetaplah harmonis, tidak seperti apa yang dibayangkan oleh masyarakat yang terpengaruh isu konflik tersebut.

Dalam kesehariannya, warga desa lebih memilih untuk melanjutkan aktivitasnya. Sebagian ada yang pergi bertani, sebagian ada merawat kebun hingga beberapa masyarakat desa yang turut andil dalam pembangunan pabrik semen maupun proyek tanggung jawab sosial yang diinisasi oleh Semen Indonesia di desa mereka.

Nampaknya, warga desa lebih mengutamakan mencari nafkah dari pada berdemo dan tentu logika kita akan bertanya mengenai mereka yang berdemo menuju ibu kota maupun ibu kota provinsi. Mereka menghabiskan waktu berhari hari untuk berdemonstrasi untuk menolak pabrik, dan pertanyaannya adalah dari mana mereka mendapatkan penghasilan dan bisa menghidupi keluarga jika hanya bertahan dengan aksi demo tersebut. Tentunya tidak salah lagi mereka mendapatkan sponsor dari pihak-pihak yang ingin menggagalkan pembangunan pabrik semen di Rembang.

Selain itu , tidak sedikit warga desa menyatakan kemuakannya terhadap pemberitaan media yang terlalu berlebihan. Sehingga banyak pendatang yang mengunjungi desa mereka tiap harinya untuk menanyakan masalah yang sama. Pemberitaan yang tidak berimbang dari media terlalu menipu sehingga tidak melihat sisi lain dari kemajuan desa-desa yang berada di sekitar pembangunan pabrik semen Rembang.

Oleh karena itu, mayorits penduduk desa di Kecamatan Gunem telah menyatakan sikap untuk mendukung penuh pembangunan semen. Pihak-pihak kontra saat ini hanyalah segelintir atau hanya sekitar 3 % dari total jumlah penduduk di lima desa yang berada di Kecamatan Gunem. Tetapi demi menjaga kondisi harmonis di desa, Semen Indonesia tetap membuka ruang dialog kepada pihak-pihak kontra untuk mencari jalan atas permasalahan yang terjadi. Semen Indonesia konsisten untuk memadukan pembangunan pabrik, pengelolaan sosial masyarakat hingga pendekatan kepada pihak kontra agar stabilitas sosial masyarakat desa dapat terjamin dan mendapatkan manfaat dari adanya pembangunan semen di desanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline