Lihat ke Halaman Asli

Jurnalisme Investigasi sebagai Sebuah Tugas Suci

Diperbarui: 8 Juli 2023   09:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi wartawan investigasi yang sedang bertugas sumber gambar by freepik

Assalamualaikum teman-teman, di blog kali ini saya akan membagikan sebuah materi jurnalistik yang saya peroleh beberapa bulan lalu di sebuah kelas kepenulisan yang diadakan oleh kampus Tempo. Materi ini disampaikan oleh bapak Philipus Parera selaku Redaktur eksekutif tempo English serta mantan redaktur pelaksana kompartemen investigasi Tempo.

Simak materinya sampai habis ya.

Jurnalisme Investigasi Sebagai Sebuah Tugas Suci

Masih banyak wartawan yang sulit membedakan antara liputan investigasi dengan liputan mendalam atau indepth. Banyak juga wartawan yang masih menyamakan antara liputan investigasi dengan penelitian, padahal keduanya sangatlah berbeda.

Liputan mendalam atau indepth berasal dari pertanyaan spesifik atau angle tapi tidak memiliki hipotesa khusus yang harus dibuktikan kebenarannya. Sedangkan untuk liputan investigasi memiliki hipotesa khusus yang harus dibuktikan kebenarannya.

Dalam liputan mendalam, wartawan melaporkan apa yang ditemukan apa adanya ketika waktu tenggang tiba.

Dalam hal penelitian, meskipun sama-sama memiliki angle dan hipotesa tapi karakter masalahnya berbeda. Dalam penelitian, peneliti mengajukan pertanyaan dan membuat hipotesa untuk mengembangkan ilmu yang sifatnya ilmiah. Sedangkan dalam liputan investigasi, angle dan hipotesa dibuat untuk memandu wartawan membongkar pelanggaran atau kejahatan yang berdampak buruk bagi publik.

Dengan karakter angle dan hipotesa yang demikian, melakukan investigasi bagi wartawan lebih mirip dengan apa yang dilakukan oleh detektif atau aparat keamanan. Keduanya sama-sama membongkar kejahatan atau pelanggaran. Bedanya yang satu untuk penegakan hukum, sedangkan yang lainnya untuk disampaikan kepada publik.

Jadi dalam investigasi, kepentingan publik menjadi yang utama. Wartawan investigasi dilindungi oleh undang-undang dan kode etik, hanya liputan yang mengandung kepentingan publik. Jika wartawan investigasi tidak mematuhi undang-undang dan kode etik yang berlaku, maka bisa dianggap tengah melakukan proyek pribadi dan mesti harus taat pada hukum yang berlaku secara umum.

Contohnya pada tahun 2008, tim Tempo dibawah pimpinan Meta Dharma Saputra membuat sebuah investigasi mengenai dugaan penyelewengan pajak oleh kelompok usaha Asian Agri. Sebagian besar bahan untuk liputan itu diperoleh dari seorang narasumber. Ketika itu anonym dengan nama Vincent yang merupakan mantan karyawan Asian Agri tapi tengah berpekara dengan perusahaan itu terkait masalah etik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline