Lihat ke Halaman Asli

Obat Anti Inflamasi, Nyeri Hilang Nyawa Melayang?

Diperbarui: 25 Oktober 2017   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hai para pembaca! Kalian pasti ingin kan bentuk tubuh yang ideal dan sehat? Bagaimana ya caranya? Dari makan makanan yang bergizi sampai diet ketat pun kita dilakukan. Ngga jarang juga banyak orang yang memilih olahraga sebagai cara mereka untuk mendapatkan bentuk tubuh idaman, yang pastinya melibatkan kerja otot -- otot kita. Pernah ngga sih kita merasakan ngilu atau nyeri saat sedang berolahraga? Nah kalau sudah nyeri seperti ini kita dapat menghilangkan rasa nyeri ini dengan obat anti inflamasi. Namun apakah obat anti inflamasi itu sepenuhnya bagus untuk tubuh, terutama otot kita?

Sebelumnya apa sih inflamasi itu? Inflamasi atau sering dikenal juga dengan istilah peradangan adalah suatu respon dari tubuh kita berupa rangsangan terhadap kerusakan yang dapat menyebabkan infeksi dalam tubuh, yang bisa berbentuk perlawanan atau perlindungan. Kerusakan atau gangguan tubuh seperti memar karena anggota badan terbentur suatu benda, sakit gigi dan lain -- lain. Biasanya gejala yang paling sering dialami adalah rasa nyeri, kemerahan, pembengkakan.  Jika tidak terdapat inflamasi, maka kerusakan dalam tubuh kita dapat menjadi semakin parah. 

Namun jika terdapat terlalu banyak inflamasi maka dapat mengakibatkan demam, atherosclerosis, dan reumathoid arthritis. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh virus dan juga bakteri. Nyeri atau peradangan adalah salah satu bentuk pertahanan tubuh terhadap infeksi. Jadi bila kita sedang terluka atau terlalu lelah lalu merasakan nyeri maka dapat dikatakan bahwa tubuh kita sedang melakukan perlindungan diri atau perlawanan terhadap bakteri atau virus tersebut.

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa inflamasi itu adalah suatu respon tubuh berupa rangsangan. Rangsangan ini menyebabkan mediator inflamasi lepas seperti histamin, serotonin, bradikinin, dan prostaglandin. Terlepas nya enzim ini mengakibatkan adanya radang dan nyeri, dimana hal ini dapat menjadi hal yang baik karena saat kita merasakan radang atau nyeri maka dapat diketahui bahwa tubuh kita sedang melakukan perlawanan terhadap infeksi atau kerusakan dalam tubuh. Rangsang yang memicu  adanya mediator ini menandakan bahwa ada "sesuatu" yang salah pada tubuh kita sehingga berpengaruh pada selaput membran sel yang bernama phosphatidylcholine dan phospatidylinositol.

 Jika terjadi luka maka membran ini juga akan terkena dampaknya sehingga menyebabkan leukosit melepaskan lisosomal dan arakidonat. Nah asam arakidonat ini akan menjadi dua cabang yaitu siklooksigenasi atau dikenal juga dengan sebutan COX dan cabang yang lainnya adalah lipooksigenasi. Di COX atau siklooksigenasi inilah prostaglandin dan thromboxane dibuat. Prostaglandin itu adalah mediator inflamasi dan nyeri, hal ini dapat menyebabkan vasodilatasi dan edema atau dikenal juga dengan pembengkakan. Nah lalu thromboxane itu apa ya? 

Thromboxane ini menyebabkan vasokonstriksi dan agregasi (penggunpalan) platelet.  Sementara pada enzim lipooksigenase, arakidonat ini yang menghasilkan leukotrien yang menyebabkan vasokontriksi dan bronkokonstriksi. Mungkin setelah membaca penjabaran diatas dan mendengar kata vasokontriksi dan bronkokonstriksi membuat kalian bertanya -- tanya apa sih itu? Nah dimulai dari vasokonstriksi dahulu. Vasokonstriksi adalah penyempitan pembuluh darah. 

Dari sini kita dapat mengetahui bila pembuluh darah kita menyempit maka dapat menyebabkan pengurangan jumlah darah yang mengalir ke seluruh tubuh. Seperti selang air yang ditekan ujungnya sehingga luasnya berkurang atau menyempit, air yang keluar akan menjadi lebih kencang. Hal ini sama dengan pembuluh darah kita, bila terlalu sempit maka aliran darah akan semakin kencang yang dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah.  Sementara itu bronkokonstriksi adalah penyempitan saluran udara melalui bronkus paru -- paru.  Hal ini dapat menyebabkan terjadinya asma.

Nah kembali lagi ke rasa nyeri. Untuk mengurangi rasa nyeri inilah diciptakan lah suatu obat yang disebut juga dengan obat anti inflamasi, yang tentunya berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri akibat  kerusakan dalam tubuh. Obat anti inflamasi ini bermacam -- macam contohnya seperti ibuprofen, naproxen, aspirin, indometacin, diklofenak, dan juga nabumetone. Obat -- obat ini dapat mengurangi peradangan atau nyeri pada tubuh.

Obat anti inflamasi ini terdapat 2 macam yaitu obat anti inflamasi steroid dan obat anti inflamasi non streroid atau dikenal juga dengan Non Steroidal Anti-Inflammation Drugs atau NSAID. Obat ainti inflamasi non steroid ini termasuk jenis yang heterogen, yang berarti setiap jenisnya mempunya susunan kimia yang berbeda satu dengan yang lain. 

Persamaan obat ini adalah memliki fungsi yaitu untuk anti inflamasi atau untuk mengurasi peradangan, anti piretik untuk menormalkan suhu tubuh, dan juga mempunyai fungsi analgesik untuk pereda nyeri. Sebenarnya obat anti inflamasi steroid maupun non steroid mempunyai fungsi yang sama yaitu sama -- sama mengurangi rasa nyeri. Lalu apa perbedaanya? Perbedaannya dapat dilihat dari sejauh mana obat ini bekerja. Obat anti nyeri steroid cenderung lebih dini dalam merespon nyeri pada tubuh sehingga obat jenis ini cocok unutk jenis trauma atau kerusakan yang lebih berat. Sedangkan jenis non steroid lebih cocok untuk jenis luka dan trauma yang lebih ringan.

Cara kerja obat anti inflamasi steroid atau Non Steroidal Anti-Inflammation Drugs (NSAID) ini didasarkan pada penghambatan siklooksigenasi (COX). Siklooksigenasi terdapat dua macam yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 ini terdapat pada kondisi normal manusia unutk proteksi lambung dan ginjal sedangkan COX-2 hanya terdapat bila terjadinya inflamasi. Sehingga COX-2 ini juga menjadi penanda bagi tubuh bahwa terdapat peradangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline