Lihat ke Halaman Asli

Sekar

jurnalis

Sedikit tentang NOAH dan Strategi Pemasarannya

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13475990091443034900

[caption id="attachment_212318" align="aligncenter" width="467" caption="(noah-site.com)"][/caption] Hampir dapat dipastikan perhatian industri dan penikmat musik Indonesia sedang berpusat di comeback grup band Peterpan, ups sorry, Noah. Bagaimana tidak, hanya untuk meluncurkan album mereka akan konser di lima negara dalam sehari. Walau pun sekarang, rencana itu disebut-sebut terancam batal karena belum keluarnya izin bagi sang vokalis dari Kemenkumham. Tapi saya berbaik sangka saja, konser itu akan berjalan sesuai rencana. Konser di banyak tempat sebenarnya juga bukan hal yang baru bagi Ariel CS. Saat masih menggunakan nama Peterpan, grup ini pernah memecahkan rekor MURI dengan konser di 6 kota dalam sehari. Kegiatan ini dilakukan saat mereka meluncurkan album kedua, Bintang Di Surga. Jadi bisa dibilang, konser di lima negara itu adalah peningkatan dari hajatan mereka pada 2004 silam. Terlebih, rasanya hingga saat ini rasanya belum ada musisi dunia yang pernah melakukan konser serupa. Seakan belum cukup, rencananya konser ini juga akan ditayangkan di salah satu televisi swasta nasional. Tapi kalau lebih diperhatikan lagi, konser di lima negara ini hanyalah salah satu dari cara label rekaman mempromosikan album terbaru Noah. Harus diakui Musica Studio's seperti merogoh kocek yang lumayan besar untuk mempromosikan album Noah. Terkesan mengistimewakan? Memang iya. Harus diakui Noah a.k.a Peterpan adalah anak emas dari perusahaan rekaman ini. Siapa artis dibawah naungan label ini yang angka penjualannya tertinggi? Jawabannya adalah Peterpan yang kini bermetamorfosa menjadi Noah. Penjualan album fisik Bintang Di Surga disebut-sebut mencapai lebih dari 2,7 juta kopi. Ini adalah angka yang sangat tinggi, bahkan merupakan yang tertinggi di Indonesia. Bukan mengecilkan artis Musica Studio's lainnya, tapi penjualan album mereka tidak ada yang menyamai grup band asal Bandung ini. Sebut saja, Nidji yang penjualan album Breakthru' hanya sekitar 540 ribu kopi. Atau grup Letto, dimana penjualan album Truth, Cry, and Lie sekitar 510 ribu kopi. Bahkan penjualan album musisi legendaris Indonesia, Chrisye juga tidak bisa memperoleh angka penjualan yang sefantastis Noah. Termasuk saat dalam masa vakumnya Noah. Meski berhasil mencuri perhatian pasar, angka penjualan album d'Masiv dan Geisha tidak pernah bisa menyamai apa yang telah diperoleh Peterpan. Lalu strategi pemasaran apalagi yang digunakan label untuk memasarkan album Noah? Direct selling. What... direct selling?. Ya, akhirnya Noah-Musica Studio's-mengandeng KFC untuk menjual album mereka. Mengenai direct selling, hmmm bagaimana ya. Sebenarnya saya agak kecewa tapi mencoba untuk realistis. Kecewanya lebih kepada, masa iya sih Noah tidak pede dengan album mereka sendiri. Come on. It's Noah a.k.a Peterpan.

Tapi maraknya pembajakan harus diakui sebagai musuh terbesar dalam industri kreatif, seperti musik. Saking parahnya pembajakan, penjualan CD resmi pada 2009 hanya sekitar 15 juta kopi. Bagaimana musisi tidak kecewa, sudah susah payah berkarya tapi justru pembajak yang meraup untung. Bagaimana label tidak merugi jika telah berpromosi dengan luar biasa tapi sementara album resminya justru kalah bersaing dengan hasil bajakan.

Sedangkan penjualan dengan sistem direct selling ini terbukti ampuh. Lihat saja artis seperti Cinta Laura, Agnes Monica, Smash, Rossa berhasil menjual album mereka hingga lebih dari satu juta kopi. Saya sendiri pernah mendapatkan album dengan cara ini, trio 3C dan IDP. Sebenarnya saya pribadi tidak berniat untuk memiliki album tersebut, tapi lebih kepada bonus karena telah membeli paket makanan di restoran cepat saji itu. Nah, saya yakin tidak sendirian memiliki pengalaman itu. Pasti banyak yang juga yang beraktifitas 'sambil' tersebut. Beli makanan sambil berbonus CD. Atau membeli CD sambil makan. Ah, sudah OOT. Kembali lagi ke Noah band. Saya memprediksi album mereka akan menjadi album dengan penjualan tertinggi tahun ini. Tidak hanya karena berjualan secara langsung, tapi juga karena banyak fans yang sudah rindu dengan karya mereka. Dengan kembalinya Noah ke industri musik Indonesia, banyak pihak yang mengatakan bahwa ini adalah pertanda akhirnya dari era boy band dan girl band. Saya kurang sepakat. Karena saya percaya bahwa masing-masing musik ada penggemarnya. Kalaupun nanti hanya satu atau dua boy band dan girl band yang survive, itu lumrah. Hanya yang kreatif dan pekerja keras yang mampu bertahan. Saya justru memandang, penikmat musik akan memiliki lebih banyak pilihan. Sama seperti suami saya yang sedang gandrung dengan lagu Separuh Aku, dan saya yang sedang senang mendengarkan lagu Midnight Sun. Ini masalah selera. Video bisa dilihat di sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline