Dengan berakhirnya perang saudara Tiongkok pada tahun 1949, China dan Taiwan telah terbagi menjadi kubu yang saling berseteru. Konflik ini memunculkan One China Policy atau prinsip de facto yang menyatakan bahwa hanya ada satu China di dunia, Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari China, dan Pemerintah Republik Rakyat China adalah satu-satunya pemerintahan resmi yang mewakili seluruh China.
Semenjak itu, Taiwan mengalami dampak yang merugikan mengingat Amerika Serikat dengan kekuatan hegemoni terbesar mengakui One China Policy, dan semua negara yang ingin terikat hubungan diplomatik dengan China harus memutuskan hubungan resmi dengan Taipei.
Pada tanggal 14 Maret 2023, Presiden Honduras Xiomara Castro mengumumkan negaranya telah memutuskan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan China, yang menandai putusnya persekutuan Honduras dengan Taiwan.
Hal ini dilatarbelakangi oleh krisis moneter Honduras dengan hutang yang mencapai $600 juta kepada Taiwan. China menyambut kerja sama Honduras dengan tangan terbuka, dan menyindir Taiwan bahwa hubungan diplomatik suatu negara bukanlah sesuatu untuk perdagangan. Pernyataan ini dikeluarkan karena sebelumnya Honduras mengajukan pinjaman sebesar $2,5 miliar bantuan serta $2 miliar pinjaman untuk membantu menghapus hutang pembangunan infrastuktur bendungan dan rumah sakit. Taiwan berpendapat bahwa Honduras menjalin hubungan dengan China hanya karena "diplomasi dolar" yang tidak berarti.
Fenomena ini menandai keterpurukan Taiwan karena kehilangan salah satu sekutunya yang telah menjalin hubungan selama berpuluh tahun. Untuk sekarang, Taiwan terhitung hanya memiliki sekutu sebanyak 13 negara, yang sebagian besar merupakan negara miskin dan berkembang di Amerika Tengah, Pasifik, dan Karibia. Di sisi lain, Honduras menampik bahwa negaranya mengajukan pinjaman sebesar $2,5 miliar kepada China, dan menyatakan bahwa dana tersebut merupakan "mekanisme pembiayaan kembali yang dirundingkan."
Ada dugaan yang menyatakan bahwa tidak lama sebelum Honduras mengatakan akan menjalin kerja sama dengan China, Honduras telah mengajukan dana bantuan pinjaman kepada Taiwan.
Setelah hubungan diplomatik dengan China diakui yang menandai usainya hubungan Honduras dengan Taiwan, negara ini harus mengosongkan kantor kedutaannya di Honduras tidak lebih dari 30 hari dan para pelajar dengan kewarganegaraan Honduras yang mendapat beasiswa dari Taiwan dapat memindahkan studinya ke Cina. Perlakuan ini dinilai cukup dingin, mengingat Honduras dan Taiwan telah menjalin kerja sama yang harmonis selama berpuluh tahun. Taiwan menyatakan bahwa 30 hari merupakan norma internasional dan tidak berkomentar lebih jauh akan langkah-langkah yang telah mereka ambil.
Hal ini secara tidak langsung membawa kekhawatiran besar terhadap Taiwan. Sejauh ini, kehilangan satu sekutu merupakan hal yang serius, apabila fenomena ini membawa efek domino terhadap sisa sekutu yang dimiliki oleh Taiwan dan beberapa dari negara yang tersisa memilih untuk menjalin kerja sama dengan China dan meninggalkan Taiwan, maka Taiwan akan berada di posisi yang rapuh dan lemah, sehingga dengan mudah diserang oleh China.
Banyak kemungkinan yang dapat terjadi terhadap stabilitas dan posisi keamanan Taiwan setelah kehilangan Honduras sebagai salah satu sekutunya. Fenomena ini juga menandai penguatan hegemoni China dan menunjukkan secara efektif akan pengaruhnya dari One China Policy.