Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman MOPDB 2015

Diperbarui: 20 Agustus 2015   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu, 26 juli 2015, adalah 1 hari sebelum berlangsungnya mopdb (masa orientasi peserta didik baru) 2015. Tidak seperti murid lain yang sibuk membicarakan hari-hari esok, aku hanya berfikir keras bagaimana jika kakak osis nya galak? Jutek? judes? Dan segala macam pikiran negatif berkecamuk di dalam otakku. Malamnya aku bercerita ke mama ku tentang apa yang aku ekspektasi-kan tentang mopd, “ Kamu kalo gak mau digalakkin ya gausah ikut mopd, tujuan mopdb kan memang seperti itu,” ucap mama ku yang terpaksa aku iya-kan.

 

***

04:45 adzan subuh terdengar lantang dari masjid depan rumahku, setelah melakukan ibadah sholat subuh, aku menyiapkan satu buku tulis kosong dan alat tulis untuk mencatat barang-barang yang di syaratkan oleh kakak osis.

Jam 06:45 aku sampai disekolah dengan (masih) memakai seragam smp-ku, ternyata ada beberapa teman smp-ku yang memasukki sma yang sama yaitu sma negeri 16 bekasi, aku dan teman-teman dari smp-ku menge-check daftar kelas yang kami tempati masing-masing, aku dan 2 temanku yaitu Ade Aisyah dan Rieke Gaby Aulia mendapatkan kelas yang sama yaitu kelas b atau gugus 2 (gugus Bandung).

Aku dan Rieke masuk kelas dan duduk bersama, sempat bertanya-tanya dimana Ade? Namun, pikiran itu buyar saat 2 kakak osis masuk kelas dengan jas berwarna merah mereka, kakak osis tersebut memperkenalkan diri mereka masing-masing, yang perempuan bernama kak Risma, sedangkan yang laki- laki bernama kak David.

Bukan hanya kakak osis yang memperkenalkan diri, tapi, kami juga memperkenalkan diri melewati absen yang dibaca kak Risma. Selagi kelas hening, kak Risma menulis sesuatu yang lebih mencondong seperti lagu/yel-yel.

“Dek, ini yel-yel kita ya? Taukan? Nadanya lagu budi do re mi itu,” sentak kami mengangguk kompak sekelas, kami mulai sedikit mempraktekkan/menyanyikan yel-yel itu di kelas,

“Do, doakan kami dalam mos ini,

Re, relakan kami bernyanyi,

Mi, misalnya kami berbuat salah,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline