Lihat ke Halaman Asli

Sekarningrum Dyah Nareswary

Mahasiswa yang tertarik akan lingkungan.

Bumi Pertiwi Sekarat, Salah Siapa?

Diperbarui: 8 Mei 2021   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kita selalu ingat memberi hal - hal baik ke manusia, namun apakah kita ingat bahwa kita perlu memberi kepada bumi?

Tanahnya kau keruk, pohonnya kau tebang, hutannya kau bakar. Lalu apa yang sudah kita beri kepada bumi sebagai timbal balik. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling beruntung akan sumber daya alamnya dibandingkan dengan negara lainnya. Semua keanekaragaman hayati tersedia di sini untuk kita manfaatkan, namun apakah kita pernah mengembalikan semua yang ia kasih secara cuma - cuma?

Kinipan salah satu bukti bahwa bumi pertiwi sedang tidak baik - baik saja. Hasil film documenter yang berjudul "Kinipan" membawa bukti mengenai keserakahan para manusia. Ketika pemerintah member perizinan untuk pembebasan hutan di Kalimantan bagi para pengusaha -pengusaha sawit, tidak hanya itu bahkan hutan itu dikeruk hanya untuk keuntungan para penambang.

Ketika Kalimantan kehilangan sebagian hutan -hutannya, maka itu berdampak pula bagi satwa - satwa yang ada di dalamnya. Jutaan pohon ditebang sehingga para satwa pun kehabisan makanan. Bahkan pada salah satu bagian film dokumenter kinipan memperlihatkan bagaimana beberapa spesies orang utan yang mati karena pohon -pohon yang seharusnya menjadi makanan utama mereka ludes habis terbakar dan tertebang begitu saja.

Para pengusaha sawit yang kini hampir mendominasi perhutanan di Kalimantan pun menjadi salah satu faktor pendorong kekeringan yang berdampak akan terjadinya kebakaran hutan besar - besaran pada musim kemarau. 

Kemudian para hewan - hewan baik endemik maupun non endemik yang sudah hampir punah keberadaannya pun masih menjadi sasaran pemburuan, seperti Harimau Sumatera yang hanya tersisa 400 ekor di Sumatera masih menjadi sasaran empuk para pemburu untuk dikuliti. Selain menurunnya populasi Harimau Sumatera, hal ini berdampak bagi para petani yang memiliki lahan yang sering sekali diganggu oleh babi hutan karena merosotnya populasi pemburu utama dari babi hutan tersebut membuat membeludaknya populasi babi hutan. Dampak lain yang disebabkan oleh pemburuan liar ini membuat rantai makanan pun perlahan kian kacau.

Jadi jika kita lihat dari beberapa dampak yang membuktikan bahwa bumi pertiwi ini sedang tidak baik - baik saja, siapa yang bertanggung jawab atas ini semua?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline