Saya Sekar Mayangsari mahasiswa S1 Hospitaliti dan Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud 2017.
Nasi Liwet berasal dari kata "ngliwet" yang dalam bahasa Jawa artinya "menanak". Sehingga nasi liwet adalah nasi yang dimasak dengan proses liwet yaitu mencampur beras dengan air kemudian memasaknya menggunakan alat khusus biasanya berupa ketel ataupun dandang lalu dimasak hingga matang.
Nasi liwet pada awalnya dibuat oleh warga Desa Menuran, Sukoharjo hanya untuk dikonsumsi sendiri. Namun pada tahun 1934 masyarakat mulai mencoba untuk menjualnya. Sejak itulah nasi liwet mulai dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat termasuk kalangan keraton.
Nasi liwet khas Solo pada dasarnya merupakan nasi gurih yang dimasak menggunakan santan kelapa, daun salam serta lengkuas. Hampir mirip dengan nasi uduk ataupun nasi liwet khas Sunda, hanya saja yang membedakan adalah lauk pendampingnya.
Nasi liwet biasa disajikan dengan sayur labu, ayam ungkep, telur pindang, serta areh santan. Selain itu penyajiannya pun cukup unik yaitu menggunakan pincuk daun pisang yang menambah aroma sedap.
Masyarakat Solo sendiri biasanya menyantap nasi liwet untuk sarapan pagi. Nasi liwet biasanya dijajakan dengan cara lesehan, pembeli dapat memilih untuk makan di tempat maupun dibawa pulang. Namun kini nasi liwet juga dapat dijumpai di warung makan atau restoran khas Jawa Tengah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H