Lihat ke Halaman Asli

Dalam Satu Suara

Diperbarui: 22 Agustus 2024   06:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam sunyi malam yang mencekam, kita berdiri tegap,
Di tengah angin yang menderu, melawan gelap,
Dengan hati yang berpadu dalam satu suara,
Kita mengejar keadilan yang tak boleh redup, tak boleh padam.

Kita bukan sekadar bayangan di malam pekat,
Bukan pula bisikan yang hilang ditelan angin,
Kita adalah suara rakyat yang takkan hening oleh waktu,
Menggema di setiap sudut, menuntut kebenaran, menuntut terang.

Di balik tirai tebal yang menghalangi pandang,
Kita tembus dengan tekad dan harapan yang kuat,
Mendamba putusan yang adil, tanpa ketidakpastian,
Tak gentar pada bayang kelam yang mengancam.

Bersama kita di bawah bendera yang sama,
Merah dan putih yang berkibar, penuh makna,
Kita jaga harapan ini agar tetap hidup,
Agar hukum tetap tegak di tanah yang kita cintai,
Tempat kita lahir, tempat kita akan terus berjuang.

Meski langkah terasa berat dan penuh liku,
Meski jalan penuh duri yang menyayat,
Kita takkan surut walau hanya sejenak,
Kawal putusan dengan penuh tekad, penuh asa,
Hingga keadilan menjadi nyata, hingga mimpi itu tercapai.

Suara kita adalah gema yang akan terus bergaung,
Tak terhenti oleh waktu, tak tergerus oleh masa,
Menggetarkan hati mereka yang berdiam dalam kesunyian,
Menuntut hak dan keadilan, di tanah ini, di bumi pertiwi,
Dalam satu suara yang tak pernah padam, tak pernah sirna.

Kita adalah barisan yang tak tergoyahkan,
Di tengah badai, kita tetap berdiri tegak,
Dengan cinta pada tanah air yang takkan pudar,
Kita kawal setiap langkah, setiap detik yang berlalu,
Hingga cahaya kebenaran menyinar terang,
Dan demokrasi kita berdiri kokoh, tak terkalahkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline