Lihat ke Halaman Asli

Antara Mencintai dan Dicintai, Pilih Mana?

Diperbarui: 28 Mei 2024   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Jeruklegi, 28 Mei 2024.

Mencintai dan dicintai adalah dua kata yang terkadang sering dipertanyakan terhadap diriku. Padahal, dari dulu hingga saat ini, aku tidak memiliki seseorang yang begitu mencintai ataupun seseorang yang begitu kucintai setelah sosok ayahku. Namun, di dalam mencintai dan dicintai pasti akan ada salah satu pihak yang merasa tersakiti karena tidak sesuai dengan apa yang telah diinginkan. Dan di setiap pertemuan, pasti akan selalu ada perpisahan. Perpisahan itulah yang membuat patah hati serta sakit hati dari mencintai dan dicintai tersebut muncul dengan sendirinya.

Seseorang yang telah mengenal 'cinta' pasti akan terasa seperti magnet yang luar biasa. Jangankan magnet yang luar biasa, hanya mendengar kata 'cinta' saja terkadang telah membuat diri kita menjadi lebih bersemangat. Itulah alasan mengapa kita tidak boleh mencintai lawan jenis dengan cara berlebihan. Karena, yang ditakutkan akan merasakan patah hati yang sepatah-patahnya.

Dalam kehidupan pribadi kita, mencintai dan dicintai merupakan dua kata yang memiliki peran sangat penting dan sangat erat. Sebab, keduanya akan memberi pengaruh yang cukup besar terhadap kebahagiaan dan keberhasilan seseorang di dalam hidup. Cinta di ibaratkan dengan lampu untuk para anai-anai. Maksudnya adalah, terang cahaya-nya akan mengakibatkan anai-anai merasa tertarik dan senantiasa cahaya itu akan dikelilingi serta didatangi.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan cahaya. Tetapi, sayangnya usaha yang dilakukan oleh manusia di era modern seperti saat ini adalah mengusahakan berbagai cara dengan semua hal untuk dapat dicintai bukan untuk mencari daya upaya untuk mencintai.

Di dalam kenyataan kehidupannya, manusia kian berusaha dicintai maka manusia kian sering membenturkan diri dengan dinding kehancuran dan bukan membuat bahagia. Tetapi, membenturkan diri dengan dinding kehancuran akan membuat seseorang merasa menderita. Sebab, seseorang menjadi menderita efek dari yang telah mereka lakukan. Yakni, kehausan mereka untuk dicintai oleh manusia yang lain.

Terkadang, cinta juga membawa pengaruh buruk kepada kedua belah pihak yang sedang berada di dalam fase mencintai dan dicintai. Tak jarang, banyak dua sejoli yang terjebak dalam hal-hal negatif. Seperti hubungan yang terlalu bebas hingga menyentuh barang haram yakni narkoba hanya untuk dicintai oleh kelompok atau kawan sepantarannya.

Hal-hal negatif lainnya seperti memamerkan kekayaan yang di miliki merupakan miliknya sendiri namun setelah diselidiki lebih lanjut ternyata kekayaan itu merupakan kekayaan milik orang tuanya. Dan hal negatif seperti ini kerap terjadi di kalangan anak muda jaman sekarang yang biasa disebut dengan Generasi Gen Z maupun Generasi Milenial. Mereka memamerkan kekayaannya hanya untuk memikat hati lawan jenisnya.

Bahkan, tak jarang pula banyak kalangan anak muda yang terlibat dalam kenakalan remaja. Seperti tawuran demi tetap terlihat keren, macho, lelaki sejati bagi lawan jenis yang sedang membuat hatinya merona.

Kalangan anak muda yang seperti itu biasanya didasarkan oleh sebuah insting agar dirinya tidak ditinggalkan oleh kelompok maupun seseorang yang sedang mencintainya.

Dan sebaliknya dengan kaum perempuan. Perempuan ingin terlihat cantik dan terlihat sempurna dengan badan ramping serta indah untuk bisa memikat daya tarik laki-laki agar jatuh cinta terhadap dirinya. Perempuan juga melakukan berbagai cara lain seperti rela sakit-sakitan dengan menjalani program diet yang memiliki kemungkinan sudah tidak logis lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline