Lihat ke Halaman Asli

sekar indah

siswa pelajar

Gajah Mada Bergelut dalam Tahta dan Angkara

Diperbarui: 13 September 2023   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Orientasi (pengenalan situasi cerita) 

Dahulu kala tahun 1309 cerita macam itu berkembang ke arah salah kaprah. Entah siapakah yang bercerita, kabut tebal itu memang disengaja oleh para dewa di kayangan agar wajah cantik para bidadari yang turun dari kayangan melalui pelangi jangan sampai dipergoki manusia. Para bidadari itu turun untuk memberikan penghormatan kepada satu-satunya wanita di dunia yang terpilih sebagai sang Ardhanareswari. Maklum sebagai sang Ardhanareswari adalah titisan dari Pradnya Paramita, dewi ilmu pengetahuan.

Pengungkapan Peristiwa (peristiwa awal)

Lebih jauh soal kabut pula, konon ketika calon Arang, si perempuan penyihir dari Ghairah marah dan menebar tenung, kabut amat tebal membawa penyakit turun tak hanya diwilayah tertentu. Untunglah cahaya Hyang Bagaskara mampu mengusir kabut itu menjauh tanpa tersisa jejak sedikit pun.

menuju konflik

Laporan ditemukan mayat yang telah dicabik cabik  oleh beberapa ekor anjing, sampai terdengar ke telinga Gajah Mada. 

Gajah Mada merasa tak nyaman oleh laporan itu.

Puncak Konflik

Orang yang mampu melakukan hal khusus macam itu amat terbatas dan umumnya ada di barisan pasukan Bhayangkara. Nama pembunuh itu tentu berada di barisan nama nama prajurit Bhayangkara yang pernah dipimpinnya.

Resolusi (penyelesaian)

Gagak bongol dan Senopati Gajah Enggon tidak segera menjawab dan memberikan kesempatan kepada Gajah Mada untuk mencari tahu sendiri jawabannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline