Lihat ke Halaman Asli

Sekar Fahmi

Content Writer & IT Consultant

Transparansi Biaya Kuliah Universitas

Diperbarui: 14 Juli 2020   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pixabay.com

Ketika seorang mahasiswa baru telah resmi menjadi bagian dari keluarga besar suatu universitas maka pihak universitas akan memberikan form untuk diisi dengan sejujur mungkin mengenai biaya kuliah. 

Dari data yang diisikan dalam form tersebut itulah nantinya keluar besaran biaya kuliah yang harus kita bayarkan. 

Tentu saja sistem perhitungan antara universitas swasta dan negeri berbeda. Universitas negeri menganut sistem biaya kuliah tunggal atau biasa disebut UKT yang dibayarkan setiap semester dan dihitung berdasarkan latar belakang pekerjaan orang tua mahasiswa. Sedangkan universitas swasta akan dikenakan biaya gedung, biaya almamater dan lain-lain.

Dalam hal biaya kuliah, pihak universitas tentu saja tidak akan berusaha menyembunyikan apapun. Artinya, patokan yang dibuat sudah betul. 

Hanya saja prakteknya terkadang ada oknum yang membuat biaya kuliah ini terasa sedikit tak adil bagi mahasiswa. Masih sering terjadi di universitas mana pun. 

Mahasiswa yang berlatar belakang orang tua mampu karena mempunyai usaha mendapatkan biaya kuliah terendah. Sedangkan mahasiswa yang berlatar belakang keluarga sederhana mendapatkan biaya kuliah yang nominalnya jauh lebih tinggi. 

Ini sebabnya pihak universitas juga membuka kesempatan bagi yang hendak mengajukan keringanan biaya kuliah tentunya dibarengi dengan syarat dan ketentuan.

Setidaknya sudah ada upaya dari pihak intern pengelola universitas, karena ketimpangan seperti yang sudah dijabarkan di atas akan menimbulkan kecemburuan sosial. 

Peristiwa semacam ini pula yang memicu para mahasiswa aktivis mengadakan demo untuk menyuarakan hak-hak nya sebagai mahasiswa, bahwa tidak ada mahasiswa yang kedudukannya lebih atau paling tinggi. 

Karena di jenjang perkuliahan kita bukan lagi belajar untuk mendapat ranking, apresiasi atau atensi. Namun kita dituntut untuk belajar dewasa dan menentukan langkah menuju kehidupan yang sesungguhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline