Lihat ke Halaman Asli

sekarayu sakanti

Mahasiswa Universitas Airlangga

Berita Kasus Pelecehan Seksual dalam Perspektif Gender

Diperbarui: 26 Juni 2022   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semakin banyak yang menggemari media sosial karena akses penggunaannya yang mudah dan penyebaran yang tidak terpengaruh oleh perbedaan waktu dan jarak. 

Cukup bermodalkan sebuah device dengan basis internet yang dapat diakses di manapun dan kapanpun semua informasi akan didapatkan dengan mudah. 

Mengutip laman hasil riset yang dilakukan oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi Pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai angka 63 juta orang, dan dari angka tersebut 95% di antaranya menggunakan internet untuk mengakses media sosial.

Tentu saja perkembangan dari sosial media ini membawa pengaruh yang cukup besar bagi masyarakat. Siapapun dapat memberikan pengaruh besar dalam memberikan informasi dan menyebarkan berita dengan cepat. Berita yang disampaikan melalui sosial media akan bersifat umum dan ditujukan untuk banyak orang, isi dari berita yang diesbarkan juga bersifat bebas. Dalam mendapatkan minat para pembaca, media membutuhkan sesuatu yang menarik untuk ditampilkan. Salah satunya daya tarik yang ditampilkan adalah menyajikan sebuah berita dengan perspektif gender.  

Dalam pemberitaan mengenai pelecehan seksual, gender menjadi sangat berpengaruh untuk ditampilkan. Dalam mendapatkan minat para pembaca, media membutuhkan sesuatu yang menarik untuk ditampilkan. Salah satunya daya tarik yang ditampilkan adalah menyajikan sebuah berita dengan perspektif gender.  

Dalam pemberitaan mengenai pelecehan seksual, gender menjadi sangat berpengaruh untuk ditampilkan. Dengan jangkauan yang luas dan akses yang cepat membuat sosial media menjadi di sarana yang amat ampuh untuk mempengaruhi atau mengubah opini khalayak publik. 

Kemudahan dari seorang komunikator dalam menyampaikan pesan maupun berita kepada khalayak luas tentu memiliki sisi positif maupun negatif. Melihat bahwa tidak semua konsumen dari berita yang ada ada di sosial media dapat menyaring berita yang benar maupun yang yang salah. 

Setiap kata yang dituliskan dalam sosial media juga dapat menggiring opini yang berbeda ada pada setiap pembacanya Itulah kenapa pesan maupun berita yang dituliskan Dan disampaikan lewat sosial media harus dituliskan Dan disampaikan secara hati-hati.

Sosial Media pun menjadi tempat dimana kasus ini menyebar dengan sangat cepat. Semua akun besar dengan jutaan follower berlomba-lomba membeberkan fakta dengan berbagai macam sudut pandang dan kata. Tak jarang pula kabar hoax disebarkan demi like dan comment. 

Seorang penulis pesan tentu memiliki haknya sendiri dalam memutuskan untuk mendukung pihak mana, dan hal tersebut sangat mempengaruhi pesan yang disampaikan juga mempengaruhi opini dari sang pembaca. Menyebarnya sebuah kasus membuat banyak orang ikut andil dalam memberikan komentar. Tidak sedikit pula komentar yang dikeluarkan memojokkan beberapa pihak, hingga menyalahkan pihak tertentu.

Dalam sebuah berita tentu harus ada sesuatu yang unik atau menarik para pembaca untuk membuka berita tersebut. Apabila dilihat dari Isi Berita (content analysis), maka media masih menggiring pembacanya untuk membuat stereotype dan menghakimi korban. Salah satu cara untuk menarik para pembaca yaitu memfokuskan pada bagian berita yang yang berkaitan dengan gender. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline