Lihat ke Halaman Asli

Sekar Ayudya Pratiwi

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Memecahkan Masalah Pertanian dan Sampah di Desa Widorokandang: Kelompok KKN 162 UNS Mengajak Masyarakat Membuat Pupuk Organik dan Pemilahan Sampah

Diperbarui: 21 Agustus 2024   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi Pembuatan Pupuk Masyarakat Widorokandang (Sumber: dokumentasi pribadi)

Widorokandang, Magetan - 3 Agustus 2024. KKN UNS Kelompok 162 menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk "Pertanian Berkelanjutan dan Pentingnya Pemilahan Sampah" di Desa Widorokandang, Kecamatan Sidorejo. Acara yang dilaksanakan pada Sabtu, 3 Agustus 2024, ini dihadiri oleh Ketua Gapoktan, kelompok tani, serta ibu-ibu PKK, dengan antusiasme tinggi dari peserta.

Sosialisasi ini menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya, membahas topik yang relevan bagi masyarakat pedesaan, seperti lamanya waktu yang dibutuhkan sampah untuk terurai dan pentingnya pemisahan sampah. Di samping itu, disampaikan pula praktik pembuatan pupuk cair alami berbasis bahan organik, seperti serabut kelapa, pisang, akar pisang, brotowali, air beras, air kelapa, molase, EM4, daun kelor, dan daun mlanding.

"Pupuk cair dari bahan alami ini menjadi solusi utama dan ramah lingkungan bagi para petani untuk meningkatkan produktivitas pertanian tanpa ketergantungan pada input kimia," ujar Angelo, pemateri pada acara tersebut.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teoretis, tetapi juga melibatkan peserta dalam praktik langsung pembuatan pupuk organik cair, yang diharapkan dapat menjadi kebiasaan baru di kalangan petani Desa Widorokandang. Hal ini sangat penting mengingat permasalahan di bidang pertanian, termasuk pengelolaan limbah dan pemanfaatan sumber daya alam, menjadi tantangan utama di desa ini.

Materi Pemilahan Sampah dan Pupuk Organik Cair (Sumber: dokumentasi pribadi)

Praktik Pembuatan Pupuk Cair (Sumber: dokumentasi pribadi)

Warga desa, khususnya para petani dan ibu rumah tangga, menyambut baik acara ini dengan banyak pertanyaan terkait penerapan pertanian berkelanjutan. Mereka berharap program ini dapat dilanjutkan dan diintegrasikan dalam keseharian mereka untuk membantu mengatasi permasalahan di bidang pertanian yang menjadi salah satu isu krusial di desa.
Dengan semangat kolaboratif yang tinggi, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pijakan awal menuju pengelolaan pertanian yang lebih ramah lingkungan di Widorokandang, serta mendorong masyarakat untuk semakin peduli terhadap lingkungan sekitar melalui pengelolaan sampah yang tepat.

Penulis: KKN UNS Kelompok 162

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline