Lihat ke Halaman Asli

Sekar Asyifa Nur Abiyyah

mahasiswa yang belum rajin

Lulusan SMK, Melanjutkan Kuliah Sambil Bekerja

Diperbarui: 23 April 2021   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar: dokpri (Linda, Yudit, Syifa, Afni)

Bukan rahasia lagi kalau lulusan SMK selalu dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan industri. Entah dengan bekerja, berwirausaha, atau melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Mengutip dari JawaPos pada tahun 2017, ada 10% lulusan SMK yang terserap perguruan tinggi. Dan jumlah tersebut tentu saja akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.

Fakta menarik tersebut mendorong saya untuk mengobrol kembali dengan teman-teman dekat saya dari SMK. Dua orang sudah lanjut kuliah sejak lulus SMK tahun lalu, dan satu lainnya masih berambisi untuk masuk kuliah tahun ini. Kami sama-sama lulus dari SMSR Jogja tahun 2020 lalu. Dan uniknya, bukan hanya berkuliah saja, mereka juga tetap berwirausaha atau kerja di samping sibuknya kuliah.

Ketika SMK dulu saya merasakan perbedaan yang lumayan mencolok antara saya dan teman-teman saya yang sekolah di SMA. Salah satunya ya, apa yang saya pelajari sangat lah berbeda dengan yang mereka pelajari. Saya di SMK sama sekali tidak menerima latihan-latihan soal atau pun pelajaran yang akan membantu saya dalam ujian atau tes masuk perguruan tinggi, seperti UTBK. Sehingga harus belajar mandiri di luar jam sekolah. Dan tentu saja hal itu jadi cukup menyulitkan. Ditambah, ada tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan. Tugas akhir tersebut gak bisa di bilang mudah buat saya waktu itu.

Pengalaman yang sama juga dihadapi ketiga teman saya, hingga kemudian saya bertanya mengenai apa yang membuat mereka memilih buat melanjutkan kuliah? Padahal, kalau di pikir-pikir mengejar materi pelajaran yang segitu banyaknya bukanlah hal yang mudah.

Linda yang kini tengah menempuh semester dua di jurusan Desain Produk, ISI Jogja, menanggapi dengan jawaban yang simple, yaitu "ya pengin aja". Dia melanjutkan, "aku rasa, kuliah adalah jalan terbaik untuk diriku."

Lain dengan Linda, Afni yang kini berkuliah di jurusan Pendidikan Kriya, UNY, berkata bahwa walaupun dirinya adalah anak SMK, ia punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan guna menambah skill dan mencari pengalaman baru. Tak sampai situ saja, ia juga mengungkapkan kesulitan yang sempat ia hadapi di perguruan tinggi, "ada kesulitan pada saat berada di perkuliahan, itu ketika terdapat materi baru yang sebelumnya tidak ada di SMK. Tapi saya tetap harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya, materi baru juga untuk menambah wawasan."

Yudit, yang kini masih berambisi buat melanjutkan kuliah menjawab dengan, "sesimpel pengin naik level sih ya walaupun sebenarnya belajar dan berproses itu juga bisa dimana aja tapi juga ada tuntutan orang tua buat lanjut kuliah terus juga gak tau juga mau ngapain selain kuliah."

Di samping kuliah, mereka juga membuka usaha kecil-kecilan. Dan karena sama-sama punya kemampuan dalam bidang desain, terkadang mereka juga menerima pesanan orang. Ketiganya sepakat bahwa freelance atau pun berjualan adalah hal paling mudah yang bisa dilakukan, karena bisa menyesuaikan waktu dan mengerjakan hal tersebut ketika kuliah sedang santai. "Selain itu, kita juga udah dipersiapkan dari SMK sih jadi ketika kita pengin nambah uang saku dan hal lain semacamnya, kita tau nih cara yang paling familier buat kita," imbuh Yudit.

Dari tanggapan tersebut, saya bisa melihat kalau usaha mereka adalah keinginan sendiri dan bukan karena dorongan orang tua maupun pihak lain. Hal tersebut kemudian menuntun saya untuk mengajukan pertanyaan lain, memangnya menurut mereka sepenting apa sih bekerja atau berwirausaha di usia mereka yang masih muda ini?

"Penting sekali. Selain untuk menambah uang jajan kita jadi lebih tau karakter klien kita untuk bekal ketika nanti kita bekerja di sebuah perusahaan. Selagi masih muda explore sebanyak mungkin pengalaman-pengalaman dan relasi karena itu sangat dibutuhkan untuk masa mendatang," ungkap Afni yang disetujui oleh Yudit dan Linda.

Dalam berusaha, tentu saja seseorang gak bisa menghindar dari yang namanya kegagalan. Rasanya mustahil mengerjakan sesuatu dalam sekali coba tanpa menemukan suatu kegagalan, entah sekecil apa pun itu. Ketiga teman dekat saya ini menghadapi kegagalan, dan mereka menerimanya sebagai pelajaran. Kita bisa melihat kegagalan semacam apa yang kita hadapi saat ini untuk menghindarinya di lain waktu. Dan jangan sampai tenggelam dalam perasaan sedih atau pun kecewa karena gagal, rasanya hal seperti itu sama saja dengan buang-buang waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline