Lihat ke Halaman Asli

kosku digerebek!

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam (Kamis 21/7) itu, aku sengaja tidur cepat. Udara malam terlalu dingin untuk menemani obrolan di warung wedangan dekat kantor. Apalagi, lewat pukul 20.30 WIB, hujan mulai turun. Awalnya hanya rintik kecil, tapi lama-lama menderas,  membuat dingin malam terasa kian dingin.

Dingin yang mengigit kulit, akhirnya membuatku tertidur. Guyonan Sule Dkk, di TV, ku abaikan. Mata pilih terpejam. Dua kawanku lain, rupanya juga begitu. Kantuk menguasai mereka meski malam belum bergerak menuju larut. Di kamar kos masing-masing kami mendengkur di balik berselimut. Dua kawanku menempati kamar nomor satu dan dua dari pintu utama. Sementara kamarku lebih masuk kedalam, ada jeda dua kamar dari kamar kawan-kawanku untuk sampai padaku.

Tapi malam yang nikmat untuk tidur itu terganggu.

Sebuah teriakan dan suara pagar digoyang dengan kasar memecah ketenangan malam. Saat itu pukul 22.30 WIB. Rintik hujan mulai sirna. Hanya tingga satu atau dua rintik saja yang ketinggalan rombongan hujan deras sebelumnya. Suara gedoran di pintu pagar membuat mataku terbuka. Kantuk langsung lenyap. Ku dengar suara ibu kos berteriak dari kamarnya, "Ya sebentar"

Lalu, ku dengar juga langkah cepat ibu kos dan sang suami ke depan. Sempat ku dengan ibu kos melontarkan pertanyaan sebelum membuka pintu gerbang. "Ada apa ya Pak?"

"Pemeriksaan Bu. Penyakit masyarakat," jawab seseorang. Suara bapak-bapak. Tapi bukan hanya satu suara. Aku mendengar banyak suara. Ada nada memaksa dari para bakap-bapak itu agar ibu kos lekas membuka pintu pagar.

Kebingunan yang sangat, rupanya membuat ibu kos begitu panik. Secara serampangan dia membuka pintu pagar. Sesaat setelah terdengar suara pintu terbuka, belasan pasang kaki ku dengar melangkah mendekat.

Aku sudah 100% terjaga ketika itu. Jantungku berdetak kencang, karena pengalaman ini benar-benar baru kali ini ku alami. Ku dengar, ibu kos pun terlihat panik dan terbata-bata menjawab pertanyaan bapak-bapak itu yang sebagian dikenalnya sebagai pengurus RT. "Hanya beberapa yang isi Pak. Banyak yang kosong."

"Kamar ini siapa? buka-buka,"suara bapak-bapak memaksa lagi. Kali ini, sepertinya mereka sampai di kamar pertama. Itu kamar kawanku. Seusai kejadian, kawanku bercerita, pintu kamarnya diketuk keras. Setelah pintu dibuka, beberapa kepala bapak-bapak itu memaksa melongok masuk. Saat itu, aku yakin kawanku dalam kondisi kaget. Dan seperti umumnya kondisi tidur, dia pasti hanya mengenakan pakaian seadanya.

"Mana KTP-nya? Sudah lapor RT belum?"  Itu pertanyaan yang segera dilontarkan salah satu dari mereka setelah mendapati tidak ada hal mencurigakan di kamar kawanku itu. Tidak ada laki-laki tanda dia berbuat mesum. Tidak ada jarum suntik, narkoba maupun botol minuman keras.

Perlakuan serupa juga mereka perbuat pada kawanku lain, di kamar nomor dua. "KTP saya sudah Pak, tahun lalu." jawab temanku di kamar ke dua itu. Takut, kaget dan kesal, bercampur di nada suaranya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline