Banyak cara menentukan pilihan pasangan untuk menikah, mulai dari melihat bibit bebet dan bobot nya sampai juga melihat berapa penghasilannya selama satu bulan. Apakah ini salah? tentu tidak, penentuan pilihan dan bagaimana cara kita melihat pasangan tentu tiap individu berbeda-beda.
Dalam Agama Islam pun Rasulullah SAW memberikan kriteria untuk memilih pasangan: "Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung." (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Daud)
Lalu bagaimana sebagai seorang wanita menentukan pria pilihannya untuk menikah. Dalam tulisan ini, izinkan saya berbagi nasihat Pakde saya, bagaimana saran beliau untuk saya menentukan pilihannya, ditambah dengan dua pertimbangan saya.
1. Lihat Bagaiman Ego Dia
Setiap manusia tentu memiliki ego, rasa ingin didengar, rasa ingin dimengerti, rasa ingin dihargai. Tapi ketika Ego ini terlalu besar dan akhirnya mematahkan mimpu mu atau membuat mu terluka itu perlu direnungkan kembali apakah memang dia yang kita butuhkan?
Ukur ego dia dengan skala menurut kamu, berapa ketentuan kamu untuk bisa mentoleransi Egonya. Karena dalam perjalanan pernikahan tentu akan banyak perdebatan dan perbedaan, jika tidak ada kompromi dengan pasangan bagaimana nanti akan melewati ini? bisa saja kamu malah menggugurkan kebahagiaan mu dan membuat luka batin tanpa kamu sadari.
2. Lihat Bagaimana Emosi Dia
Emosi ini sangat berpengaruh terhadap kebahagiaan rumah tangga kalian, kelak kita akan menghasilkan keturunan. Bagaimana jika ternyata dia tumbuh dengan begitu banyak tekanan emosi? Emosi ini juga penting dilihat untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, baik verbal maupun non verbal.
3. Lihat Bagaimana Empati Dia
Empati, salah satu sikap yang timbul karena adanya kepekaan kita dalam melihat sesuatu, berusaha untuk menolong dan memberikan perhatian. Empati adalah aksi yang dia lakukan, semisal kamu sedang dalam kesultan dan membutuhkan bantuan apakah dari sini pasanganmu sudah dengan inisiatif membantu mu? atau harus diminta terlebih dahulu.
Dalam pernikahan kita saling tumbuh bersama, saling tolong menolong dalam kasih dan sayang. Rasanya sedih ketika orang yang kamu harapkan akan membantu ternyata acuh dengan kamu.