Lihat ke Halaman Asli

Menulis (Fiksi yang Bagus) Itu Susah [Bagian 4]

Diperbarui: 18 Desember 2019   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Artikel-artikel sebelumnya:

Bagian 1 - Apa yang Bisa Ditulis Setelah Tanda Petik Tutup?

Bagian 2 - Menakar Kemampuan Diri dalam Menulis Fiksi

Bagian 3 - Memilih Nama untuk Tokoh Fiksimu

Menentukan Akhir Kisah

Setiap awal pasti memiliki akhir. Begitu pun dengan sebuah karya fiksi, baik tulis maupun audiovisual. Ada beberapa jenis akhir kisah yang biasanya dipakai penulis-penulis yang telah menelurkan karya. Ada akhir yang bahagia, sedih, atau campuran keduanya, juga akhir yang menggantung.

Dari sekian banyak judul, rata-rata penulis memilih akhir bahagia untuk karya mereka. Kenapa? Bisa jadi memang jenis ceritanya yang mewajibkan penulis mengakhiri dengan happily ever after, semacam kisah Cinderella dan Pangeran Tampan. Atau sesederhana "ingin membuat pembaca tersenyum". Sedangkan untuk akhir yang sedih, para penulis seolah-olah ingin berbagi pesan bahwa hidup tak selamanya di atas awan. Ada sebagian kecil dari manusia harus menerima ujian yang lebih berat tanpa ada kesempatan untuk tersenyum. (Duh, Moy, tisu mana tisuuu?!)

Bagaimana dengan akhir kisah campuran (baca: gabungan antara bahagia dan sedih)?

Nah, ini yang menarik. Bagi yang pernah membaca karya-karya Nicholas Sparks tentu tahu akhir kisah seperti apa yang saya maksud. Dear John dan The Last Song adalah dua di antara sekian banyak karyanya yang berakhir bahagia-sedih. Saya tidak mau memuntahkan bocoran soal akhir kisahnya, jadi saya coba berikan gambaran secara umum.

Sesuai hukum yang berlaku di alam: tidak ada asap tanpa api. Adanya reaksi adalah buah dari aksi. Setiap perbuatan pasti mengandung konsekuensi tertentu. Tidak selamanya efek dari tindakan itu bersifat positif. Seseorang yang berprofesi sebagai pedagang makanan rela membagi beberapa bungkus dagangannya untuk pengamen cilik yang kelaparan. Apa hasilnya? Si pedagang kehilangan sebagian keuntungannya, tetapi si pengamen cilik tidak kelaparan lagi. Kira-kira seperti itu yang terjadi pada dua judul di atas.

Lantas, bagaimana dengan akhir yang menggantung?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline