Lihat ke Halaman Asli

(Bukan) Puisi Cinta Picisan

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1328368748698287877

Hei, kau…

Berhentilah sejenak…

Aku lelah menemanimu berjalan

Menyusuri pantai berpasir merah muda

Kau hanya menggenggam jemariku

Tak pernah menggenggam hatiku

Aku ingin duduk di situ

Di gundukan karang hitam

Sambil memandang hamparan biru lautan tanpa batas

Dan seketika…

Ada tanya meliuk-liuk indah di otakku

Kemana lagi hendak kutelusuri

Jika semua jalan beralas duri

Sarat sudah tangisku

Mengalir deras air mataku

Aku berdiri di atas cintamu

Aku bersimpuh di bawah janjimu

Akan kurangkai semua lukaku

Kujadikan pembakar hidupku

Apakah engkau akan menghentikan hitungan ini?

Detik yang hampir kita raih

Sedang menit telah tergenggam

Mengapa tanganmu kulihat kelu dan kaku, saat kau melangkah menggenggam tanganku?

Hilangkah rasa itu?

Membuat waktu yang pernah ada terbuang sia-sia

Atau kakimu mulai terluka

Mengelupas pori di tapak senja

Dan kau bilang malam sebatas bayang

Ketika kau tak mampu menyulam mimpi yang datang

Ingin aku kembali meneruskan langkahku

Menyusuri kumpulan pasir pantai yang terhampar merayu

Namun aku mulai meragu

Kau tak mau lagi menggenggam jemariku

Kususuri siang tanpa dendang

Serasa hari makin lengang

Tak tampak secuil kata pun lalu pada kertas rindu

Yang selalu kau tautkan dengan tinta biru

Dan jedah-jedahnya mengulum rona paras binar

Ahh…

Dan lalu itu pun tanpa hadirmu

Masihkah sepi memasung wujudmu?

Atau hening mencumbu ilusimu

Hingga kau leraikan rasa yang terkenyam

Senja itu sudah nampak

Semburatnya menjingga sempurna

Akankah hari itu datang lagi?

Hari ketika kau kembali menggenggam hatiku

Dan aku pun dapat merangkul wujudmu

Denpasar - Jakarta, 25 Desember 2011

kolaborasi Sekar Mayang & Mahmud Nopiansha

gambar koleksi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline