Lihat ke Halaman Asli

Teruntuk Seekor Koruptor

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Meranggas dan gundul
Layaknya pepohonan di musim gugur
Tergerogoti oleh angin yang kering dan dingin
Mengkerut kehilangan tirta kehidupan
Seperti itulah hati kami saat ini
Koyak tak tentu rupa dan terpecah tak tentu arah

Kami tak mengharap tutur katamu
Kami bercerita hanya karena kami ingin
Kami berteriak hanya karena memang kami mampu
Dan ketika kami diam pun, itu karena bisu telah meradang

Kami bukan manusia bodoh yang bisa kau perlakukan layaknya tikus got yang tertangkap tangan mencuri makanan
Kami ini manusia... hampir sama sepertimu
Hampir???
Ya... memang hampir sama
Bedanya kami tidak memakai kacamata kemunafikan di kedua penglihatan kami
Bedanya kami tidak memakai sumbat bodoh di kedua pendengaran kami
Bedanya kami tidak memakai baju zirah berlapis emas untuk melindungi indera peraba di seluruh tubuh kami
Kami hanya sama seperti ratusan juta manusia lain di dunia ini yang jijik melihat manusia seperti dirimu

Kau lebih menakutkan dibanding seorang perompak
Kau lebih keji dibanding seorang perobek mahkota perawan
Kau lebih brutal dibanding seorang pembunuh
Kau hanya sedikit lebih baik dibanding gelandangan gila yang berkeliaran di jalanan tanpa sehelai benang di tubuhnya

Kau hanya akan berhenti menyakiti hati kami
Jika kau sudah berhenti bernapas...
Denpasar - 13092011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline