Ketika aku bangun dari tidurku yang tidaklah panjang
Aku hampir saja meloncat kegirangan
Dan berteriak dengan lantangnya menyebut namamu
Tapi ternyata tidak kulakukan
Aku pikir kau masih di situ
Di sudut hatiku yang dingin dan lembab
Menjagaku dengan senyum hangatmu
Dan membelaiku dengan bulu angsa merah muda
Sekarang kau di hadapanku
Membawa sekarung besar asmaraku yang terlanjur membara
Dan membuangnya ke dermaga payau yang keruh