Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Ayah Merokok?

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"Ayah, nanti kalau Rendy sudah besar boleh kan merokok?"
Deg ! Pak Jono kaget mendengar pertanyaan bungsunya tersebut.
Memang, di keluarganya, Pak Jono dan si sulung yg masih kuliah punya kebiasaan merokok. Biasanya yang terlihat oleh si bungsu adalah saat mereka selesai makan.

Rendy yang baru kelas 4 SD ini hidup di lingkungan perokok, bukan hanya di rumahnya, tetangganya pun merata. Sehingga tak heran jika dia punya cita-cita nyeleneh tersebut.

Pak Jono kemudian menjawabnya "Rendy kan sudah bisa baca tulisan di bungkus rokok itu, kenapa masih pengen ngerokok? Ntar bisa jantungan lho..."
Tapi Rendy heran dengan jawaban ayahnya.
"Kalau ayah sudah tahu ngerokok itu bikin jantungan, kenapa ayah masih merokok?"

Pak Jono kembali dibuat pusing.
"Ayah tahu si Ali kan? Kasian yah, bapaknya sakit gara-gara kebanyakan ngerokok. Sekarang emaknya jadi kurang perhatian sama si Ali, soalnya emaknya sibuk ngerawat bapaknya Ali.
Ayah mau, Rendy sama ibuk juga gitu? Ayah sayang Rendy kan?"
Pak Jono terkulai lemas mendengar penuturan anaknya.

Sudah saatnya, para orang tua sadar akan kesehatan dan masa depan generasi penerusnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline