"Kenangan Indah"
@puisi
Bayu bergelayut manja di tubuhku hingga membuat kulit tipisku berinding. Takku hiraukan itu demi menanti kehadiranmu yang tak kunjung tiba.
**
Sekian purnama kita tak berjumpa.
Rindu yang membuncah tak ingat masa
Lupa akan janji yang kau tebarkan.
**
Hingga senja berganti malam
Suara jangkrik bersahut-sahutan bersukaria
Namun, hatiku membeku tak pengaruh suara jangkrik itu.
**
Awan mulai menggelap tak satupun cahaya langit melongok. Rinai hujan jatuh satu-satu di tubuhku.
Tak apalah kuyub raga ini
asal engkau tepati janjimu.
**
Wahai rembulan mengapa kau bersembunyi di balik awan?
Tak secercah cahaya menemaniku.
Perlahan aku beranjak dari bongkahan batu yang menjadi tumpuanku.
Kulangkahkan kakiku dengan lunglai menuju pelataran rumahku.
Buliran bening mengalir tiada henti.
**
Keesokan harinya
Netraku melihat sosok yang tak asing bagiku
Rasa bahagia membuncah
Inginku berlari menghampirimu
Namun, rasa itu hanya sesaat.
**
Hati ini bagai disayat sembilu
perih, kehadiranmu bukanlah untukku.
Aku bergeming, dengan mesranya engkau berlalu di hadapanku.
Engkau telah bersanding dengan wanita lain.
Biarlah kenangan indah bersamamu terkubur dalam sanubariku
Jakarta, 5 Juni 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H