Mengungkapkan Rencana
Menggapai Harapan-122
@Cerber
"Selamat pagi Sita sayang, Nita," sapa Amir memberi salam.
Sembari berjalan Amir menggenggam tangan Sita, dia tidak malu lagi walau dilihat karyawan yang datang.
"Selamat pagi Pak," balas Sita dan Nita serentak.
Sita melerai tangan Amir yang menggenggamnya. Dia menjaga perasaan temannya Nita. Namun, Amir semakin erat menggenggam, dia tidak mau melepaskan tangan Sita.
"Kok, masih malu Sit, Nita kan sudah mengerti, ya kan Nit," sambung Amir.
Nita mengangguk, Amir adalah Bos di perusahaannya. Dia tidak mau bermasalah.
Dari lift khusus mereka naik menuju ruang kerjanya.
Sampai di lantai 3, Amir melepas genggamannya.
"Sampai ketemu ya makan siang nanti," ucap Amir sambil melangkah ke ruangannya.
"Huh, lega rasanya dia pergi," ujar Sita sambil membuang napasnya.
Di sisi lain
Ridwan yang sudah bangun, gegas dia ke kamar Ibunya ingin melihat keadaan bapaknya.
"Selamat pagi Pak, Bu," ucap Ridwan memberi salam.
"Eh, Nak Ridwan sudah bangun ayo sarap dulu."
"Bagaimana Bu, keadaan bapak? tanya Ridwan cemas.
"Sudah membaik Nak, setelah di urut kemarin," balas Ibu.
Ridwan ingin mengungkapkan rencananya.
Bapak mendengar percakapan Ridwan.
Perlahan Bapak bangkit dari tidurnya.
"Bu, tolong ke rumah juragan hari ini bapak belum kuat bekerja," titah bapak sembari melangkah menuju ruang tamu.
Bersambung....
Jakarta, 11 Januari 2024
Salam bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H