Lihat ke Halaman Asli

Pengin Menggendong Cucu

Diperbarui: 10 Januari 2024   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pengin Menggendong Cucu

Menggapai Harapan-121

@Cerber

Jarum jam menunjukkan pikul 11.

Sambil bersiul dia melangkah ke meja makan.
"Hmm, sedap sekali aroma makanan ini, masakan siapa ini," tanya Amir sambil tangannya menyomot sepotong kue kesukaannya.
Sambil mengunyah makanan Amir menyeruput kopi susu yang masih hangat.
"Bu, Amir pamit dulu," ucapnya sambil bangkit dari kursinya.
Tetiba ibu menghampirinya.
"Nak, gimana calon menantu Ibu, kapan kamu melamarnya Ibu sudah pengin menggendong cucu," tutur Ibu dengan senyum simpulnya.
"Doakan Bu, secepatnya Amir akan melamarnya."
Setelah mencium punggung tangan ibunya, dia meraih tas yang disandarkan di sofa dan melangkah menuju garazi. Amir menyalakan mobil BMWnya perlahan meninggalkan rumahnya.
"Hati-hati Nak," ucap ibu mengiringi kepergian Amir.
Sita yang ternyata  sudah sampai di kantornya sedang asyik ngobrol  dengan Nita. Sebelum mengenal Sita lebih jauh, Nita tidak menyukai Sita. Namun, Sita tidak pernah membencinya. Akhirnya Nita menyesali perbuatannya yang suka mengejek dan memfitnah Sita.
"Ayo Sit kita masuk nanti liftnya ngantri," seru Nita sambil meraih tangan Sita.
Dari parkiran Amir memperhatikan kedua karyawannya yang terlihat ceria.
Gegas Amir turun dari mobilnya. Dipercepat langkahnya mengejar Sita dan Nita.
"Selamat pagi Sita, Nita," Pak Amir menyapa.

Bersambung....

Jakarta, 10 Januari 2024
Salam literasi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline