Bukan Teman Baru
Menggapai Harapan-102
@Cerber
"Nak, sepertinya ada teman baru nih, ceria sekali."
"Bukan teman baru Bu, tetapi Sita calon menantu ibu, dia sudah memaafkanku," tutur Amir sembari memeluk ibunya dari belakang.
"Baiklah Nak, asal kamu bahagia ibu ikut senang," balas Ibu Amir dengan senyum.
Semangat dan sukacita Amir bertambah saat mendengar ucapan ibunya.
Nita kini merasa tenang dan damai, saat bertemu dan minta maaf kepada Sita. Dia menyesal tidak bersahabat dengan Sita yang baik dan pintar.
"Besok aku bertemu dengan Sita,, dia kembali masuk bekerja
Kokok ayam jantan terdengar nyaring membangunkan insan. Sita gegas beranjak dari kamarnya setelah doa terlantun dari bibirnya.
"Aku tidak boleh terlambat, ini kali pertaku masuk sesudah beberapa hari cuti," monolognya di hati.
Usai masak bergegas dia meraih handuk dari jemuran yang ada di bagian belakang lalu melangkah ke kamar mandi.
Wangi sabun mandi menyeruak memenuhi ruangan.
"Pak, Bu, Sita pamit ya doakan Sita," ungkap Sita sembari mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
Sesampai di halte Sita langsung melangkah ke dalam mobil yang sudah menunggu sewa.
"Selamat pagi Sita, apa kabarmu? sapa seorang lelaki yang sudah lebih dahulu duduk di mobil.
Usai meletakkan bobotnya Sita menoleh orang yang menyapanya.
"Eh, Devan, selamat pagi juga," balas Sita dengan senyumnya.
Penumpang sudah penuh, Pak Sopir melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Devan sesekali melirik Sita namun, dia menyadari akan hubungan Sita yang sudah ada lelaki yang mengisi hatinya.
"Dah, Sita," ucamp Devan setelah turun dari mobil.
Mereka pun berpisah lalu melangkah menuju kantor masing-masing.
Bersambung....
Jakarta, 13 Des 2023
Salam literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H