Menganguk Tanda Memaafkan
Menggapai Harapan-101
@Cerber
Amir bergeming namun, netranya tertuju kepada Sita. Netra mereka beradu. Tetiba Sita menunduk malu. Amir tersadar dari diamnya. Gegas dia beranjak dari kursinya melangkah menghampiri Sita.
"Sita maafkan aku, aku tidak bisa hidup tanpamu," ucap Amir seraya menggenggam tangan Sita.
Sita merasakan desiran darah di raganya, jantungnya berpacu lebih cepat matanya sembab ternyata Sita juga merindukannya. Akhirnya Sita mengangguk tanda ia memaafkan Amir. Sita akan diperkenalkan kepada orang tua Amir itu janjinya.
Tetiba terdengar tepuk tangan yang meriah dari Ibu Sita dan kedua sahabatnya yang ikut menyaksikan kedua insan yang saling merindu.
"Horeeee, gitu donk, berbaikan lagi," ucap Sita dan Nita sambil membariskan giginya.
Susana di rumah Sita menjadi hangat, tidak kaku seperti di awal mereka tiba.
"Ayo ana-anak, kita makan ala kadarnya, ibu sudah siapkan makan malam kita," ucap Ibu Sita dengan wajah mengembang.
Ibu Sita merasa bahagia, anak kesayangannya sudah dewasa dan punya teman yang tidak memandang status sosial.