Rasa Cemburu
@Cerbung
Menggapai Harapan-9
"Akhirnya sampai juga, hari panas sekali," lirihnya.
Sita membuka pintu belang. Klek, pintu terbuka. Dia pun masuk lalu membuka kain penutup kepalanya. Dikipas-kipaskan kainnya ke raganya yang terasa panas. Butiran bening bercucuran dari keningnya.
Beberapa menit kemudian Sita sudah terasa segar, dia menghampiri tungku lalu menyalakannya untuk memasak nasi dan lauk. Usai masak Sita meraih handuk yang tergantung di jemuran ingin membersihkannya tubuhnya.
"Hm, segarnya sehabis mandi," bisiknya di hati.
Senja mulai menyurut keperaduannya, Ayah dan Ibu Sita baru saja pulang dari sawah tempat mereka bekerja. Air panas buat membersihkan tubuh orang tuanya sudah disiapkannya.
Sita selalu menjaga kesehatan kedua orang tuanya.
Sita yang berada di dalam kamarnya bergegas menyambut ayah dan ibunya. Makan malam juga sudah tersedia, walau sederhana mereka selalu menikmati dengan rasa syukur.
Besok hari kedua Sita mengikuti ujian. Oeralatan tulis sudah disiapkan di dalam tasnya.
Jarum jam menunjukan pukul 08. 30.
Usai melantunkan doa, Sita merebahkan tubuhnya di pembaringan. Bayu yang masuk melakui celah-celah dinding membuat Sita kedinginan. Ia pun mersih selimut menutupi raganya. Suara kodok bersahut-sahutan di gelapnya malam mengiringi Sita dalam tidurnya.