Tak Seorang pun Yang Dikenal
Terlalu semangat mau ke pesta. Dikira Sabtu 5 Agustus.
Pagi pukul 10 Bu Siti sudah selesai membersihkan tubuhnya. Dari hari Jumat sudah terekam di pikiran Siti pesta pernikahan teman hari Sabtu.
Nuansa pink itu permintaan teman yang punya hajatan.
Setelah mandi Bu Siti membuka almari mencari
Pakaian yang berwarna pink sesuai dengan permintaan teman yang menikahkan anaknya. Saat Siti memakai bajunya ternyata bajunya tidak muat. Berat badan siti bertambah hingga bajunya tidak muat. Diraihnya lagi baju yang berwarna pink, ala-ala tidak muat lagi. Siti bingung, sudah empat baju dicobanya namun, tidak muat. Ada satu lagi berwarna pink Siti pun memakainya ternyata bisa di pakai walau terasa sempit, paling tidak masih bisa dipakai.
Setelah rapi Sinta pun berangkat diantar oleh anak lelakinya. Mereka menggunakan motor pergi ke pesta. Jam sudah menunjukkan pukul 10. 30 WIB.
Gedung pertemuan tidak terlalu jauh dari rumah Siti. Perjalanan ke gedung memakan waktu 10 menit.
Motor pun melaju meninggalkan rumah Siti. Perjalanan terlihat lancar hingga mereka tiba di Gedung pertemuan dengan cepat. Siti diantar sampai ke depan gedung.
Sampai di depan gedung Dani menghentikan motornya. Bu Siti turun dari motor lalu menyalam anaknya. Motor meninggalkan ibunya di depan gedung pertemuan.
Bu Siti melangkah menuju meja penerima tamu. Tanpa ragu ia pun mengisi buku tamu. Seorang wanita cantik memberi supenir kepada Bu Siti.
Siti masuk ke dalam gedung, dia mengedarkan netranya ke seluruh ruang namun ia tidak menemukan temannya. Dilangkahkan kakinya ingin menghampiri wanita yang berpakaian pink yang asyik bermain HP. Saat semakin dekat ternyata bukan temannya.
Bu Siti heran tak satu pun di kenalnya. Bu Siti berbalik badan menuju ke luar gedung. Dilihatnya poto kedua pengantin yang dipajang di depan pintu. Tersentak Siti saat melihatnya ternyata berbeda.
"Loh, kok pengantinnya berbeda, dia bukan anak teman saya," bisiknya di hati.
Siti merasa malu, namun tidak diperlihatkannya. "Gedungnya sama dengan yang di undangan," gumamnya.
Siti tidak membawa undangannya. Akhirnya Siti menghubungi anaknya di rumah. Diraihnya telpon genggamnya dari dalam tas. Dia pun memencet nomor anaknya. Ternyata bersambung.
"Dani tolong lihat undangan teman mama di atas meja makan, tolong lihat nama gedungnya," titah Bu Siti.
Dani anaknya bicara lagi.
"Ma gedungnya benar, tetapi tanggalnya hukan hari ini, Sabtu depan tanggal 12 Agustus."
"Pantas saja tidak ada teman-teman lainnya yang datang, ya ampun apa aku sudah pikun," gumam Bu Siti Mau tertawa, dia tahan takut yang melihatnya bertanya-tanya.
"Dan, tolong mama dijemput ya," ungkap Siti.
Sesampai di rumah, semua tertawa bahkan suami Bu Siti.
"Huh, malu bangat."
Bu Siti berganti pakaian sembari tersenyum malu.
Jakarta, 5 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H