Luka yang medera-6
@Cerpen
Tidak Merestui
"Bu, silakan ke kasir dulu ya," ungkap petugas yang ada di apotik.
"Baik Bu," balas Bi Kirin sembari melangkah menuju kasir.
Wulan masih duduk menunggu Bi Kirin kembali dari kasir. Beberapa menit kemudian Bibi sudah membawa kwitansi pembayaran lalu menyerahkannya kebagian apitik.
"Dituggu ya Bu, nanti ada panggilan," tukas petugas apotik.
Bi kirin kembali menghampiri Wulan duduk di sampingnya. Kebetulan ada kursi yang kosong. Bi Kirin membuka tasnya lalu meraih botol minum dan sepotong roti dari dalam tasnya.
"Nak, ini ada roti makanlah pasti kamu sudah lapar dan ini minumnya," ujar Bibi sembari menyodorkannya kepada Wulan.
"Terima kasih Bi," balasnya. Wulan yang perutnya sudah keroncongan memakan separoh, ia belum berselera makan, mulutnya masih terasa pahit. Dibukanya botol minum lalu meneguknya. Ia pun menyenderkan tubuhnya ke Bibi Kirin. Bi Kirin memeluk Wulan keponakannya lalu merebahkan tubuh Wulan ke pangkuannya.
"Tiduran saja Nak, sembari menunggu obat," ucap Bibi.