Lihat ke Halaman Asli

Luka yang Mendera

Diperbarui: 23 Juni 2023   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

#Tagur 79
@Cerpen
Luka yang Mendera
"Pergilah, kalu itu maumu. Tak usah kembali lagi! Kirin tak kuat lagi menahan luka yang sekian lama bertengger di dadanya. Tidak ada lagi kedamaian dalam bahterah mereka. Setiap malam Dodi suaminya meninggalkannya di rumah mungil yang menjadi tempat tinggal suami Istri yang masih seumur jagung.
Prang, semuah piring dihempas ke lantai, tersentak Kitin mendengarnya. Kirin bergeming, tak ingin dia menoleh laku suaminya itu.
Suara pintu yang terdengar kencang, saat Dodi ke luar meninggalkan Kirin.
Sunyi sepi, saat Dodi meninggalkan Kirin. Tak ada lagi hentakan suara dan benda yang mrlayang.
Hanya air mata yang menganak sungai membasahi pipi Kirin.
"Mana janji manis yang kau ungkapkan dulu Mas, saat kita bercinta dulu? Semuanya hampa belaka!
Walau engkau menyakitiku, aku tetap berharap kita akan berdamai lagi. Aku tetap berdoa untuk meluluhkan hatimu yang keras bagsi batu karang.

Jakarta, 23 Juni 2023
Salam literasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline